Bakal Gantikan LPG pada 2026, Kenali Apa Itu DME hingga Keunggulannya

 DME akan menggantikan LPG mulai 2026.

DME akan menggantikan LPG mulai 2026. (Istimewa/Istimewa)

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam transisi energi dengan mengganti liquefied petroleum gas (LPG) menggunakan dimethyl ether (DME) mulai tahun 2026.

Program ini bukan sekadar pergantian bahan bakar rumah tangga, tetapi juga bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Proyek penggantian LPG dengan DME menjadi salah satu fokus pemerintahan Prabowo Subianto. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi massal DME dapat terealisasi pada 2027.

Pengembangan ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan baku dalam negeri, mengingat DME dapat dibuat dari sumber-sumber lokal seperti batu bara, gas alam, dan biomassa.

ADVERTISEMENT

Secara ekonomi, implementasi DME diyakini mampu menekan impor LPG hingga 1 juta ton per tahun. Dampaknya, negara bisa menghemat devisa sekitar Rp 9,1 triliun setiap tahunnya serta menarik investasi senilai 2,1 miliar dolar AS.

Tak heran, percepatan realisasi proyek ini telah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang ditetapkan di era Presiden Joko Widodo.

Mengapa Pemerintah Beralih ke DME?

Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kemandirian energi nasional.

Selain mengurangi impor, DME dinilai lebih ramah lingkungan karena bisa dihasilkan dari berbagai sumber energi, termasuk gas alam, batu bara, dan biomassa.

Pemerintah berharap transisi ini juga dapat menciptakan nilai tambah ekonomi domestik dengan mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia.

Selain itu, DME memiliki karakteristik yang mirip dengan LPG sehingga dapat digunakan dengan mudah pada berbagai sektor, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga industri.

Dengan kesamaan sifat fisika dan kimia, masyarakat tidak perlu khawatir akan perubahan besar dalam penggunaannya.

Apa Itu DME?

Dilansir dari laman Kementerian ESDM, dimethyl ether (DME) adalah senyawa organik dengan rumus kimia CH₃OCH₃.

Senyawa ini termasuk dalam golongan eter paling sederhana dan mengandung unsur oksigen.

DME berwujud gas pada kondisi normal, tetapi mudah dicairkan dengan tekanan rendah sehingga dapat disimpan dalam bentuk cair, mirip dengan LPG.

DME bisa dimanfaatkan dengan dua cara:

  • Pemanfaatan langsung digunakan 100% untuk keperluan industri, transportasi, atau rumah tangga.
  • Pemanfaatan campuran dicampur dengan LPG atau LGV (liquified gas for vehicle) untuk menghasilkan bahan bakar dengan karakteristik stabil dan aman.

Keunggulan Fisik dan Kimia DME

Salah satu keunggulan utama DME adalah kesamaan sifat fisik dan kimianya dengan LPG.

Karena itu, infrastruktur yang sudah ada seperti tabung gas, jaringan pipa, dan fasilitas penyimpanan dapat dimanfaatkan kembali dengan sedikit penyesuaian.

Hal ini membuat transisi dari LPG ke DME lebih efisien dan tidak membutuhkan investasi besar dalam pembangunan infrastruktur baru.

Selain itu, DME dapat diproduksi dari berbagai sumber energi domestik. Indonesia sendiri memiliki cadangan batu bara berkalori rendah yang melimpah, menjadikannya bahan baku ideal untuk produksi DME dengan biaya yang lebih ekonomis.

Secara teknis, nilai kalor DME mencapai 7.749 Kcal/kg, sementara LPG memiliki nilai kalor sekitar 12.076 Kcal/kg. Meskipun lebih rendah, massa jenis DME lebih tinggi, sehingga efisiensi panas antara keduanya berkisar pada rasio 1:1,6.

Artinya, konsumsi DME sedikit lebih banyak, tetapi keuntungan dari sisi bahan baku lokal dan dampak lingkungan membuatnya tetap menarik secara strategis.

DME dan Dampak Lingkungan

Dari sisi lingkungan, DME terbukti lebih bersih dan aman dibandingkan LPG. Bahan bakar ini tidak mengandung sulfur, tidak menghasilkan partikulat, serta menekan pembentukan nitrogen oksida (NOx) saat pembakaran. Nyala apinya berwarna biru stabil, menandakan proses pembakaran yang sempurna dan efisien.

Keunggulan lain DME adalah sifatnya yang tidak beracun, tidak korosif, serta mudah terurai di udara.

DME juga tidak merusak lapisan ozon dan dapat menekan emisi gas rumah kaca hingga 20% dibandingkan LPG.

Karena berbentuk gas, DME tidak meninggalkan residu atau jelaga, sehingga lebih ramah bagi peralatan masak dan sistem pembakaran.

Dengan berbagai keunggulan teknis, ekonomi, dan lingkungan, DME berpotensi menjadi solusi strategis untuk menggantikan LPG di Indonesia mulai 2026. Transisi ini tidak hanya akan memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga membuka peluang investasi baru dan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BPFJAMBI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger