IHSG Turun Makin Parah, Sudah Ambruk 4% Lebih

 

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau sudah mencapai 4% pada perdagangan sesi II Senin (5/8/2024).

Per pukul 14:07 WIB, IHSG sudah ambruk 4,07% ke posisi 7.010,92. IHSG pun langsung terkoreksi ke level psikologis 7.000, setelah beberapa hari terakhir diperdagangkan di level 7.200-7.300.

IHSG makin memburuk meski perekonomian RI pada kuartal II-2024 masih tumbuh di atas 5%. Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2024 tumbuh 5,05% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari periode kuartal I-2024 yang mencapai 5,11%.

Sedangkan secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), PDB Tanah Air pada kuartal II-2024 tumbuh 3,79%, lebih baik dari kuartal I-2024 yang tumbuh negatif 0,83%.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi.

"Komponen yang alami pertumbuhan positif yang berikan PDB adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,53%," kata Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, dalam rilis BPS, Senin (28/8/2024).

Pada kuartal II-2024 ini, konsumsi tumbuh 4,93%. Hal ini masih kuatnya permintaan dan daya beli masyarakat. Sementara itu, komponen pengeluaran yang tumbuh tertinggi adalah konsumsi lembaga pemerintah (LNPRT) yang tumbuh 9,98%.

Selain itu, konsumsi juga didorong oleh libur hari raya, Lebaran dan Idul Adha.

Meski sumber perekonomian terbesar, akan tetapi konsumsi rumah tangga sudah selama tiga kuartal terakhir di bawah 5%.

Tingginya konsumsi rumah tangga selama April-Juni 2024 dibantu oleh long weekend pada Mei dan Juni. BPS melihat adanya peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur tersebut.

"Ini terlihat dari peningkatan transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel," terang Edy.

IHSG makin merana karena pasar khawatir dari adanya potensi resesi yang bakal terjadi di Amerika Serikat (AS) dan dampak dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).

Potensi resesi AS muncul setelah rilis data pasar tenaga kerja di negeri Paman Sam yang melambat tajam dan beberapa data ekonomi AS yang cenderung mengecewakan.

Pekan lalu, negeri Paman Sam banyak mengeluarkan data penting seperti pengumuman suku bunga, pasar tenaga kerja yang meliputi klaim pengangguran, Non-Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian, sampai tingkat pengangguran.

Data pasar tenaga kerja mengalami perlambatan tajam. Dimulai dari klaim pengangguran naik signifikan ke 249.000, melampaui ekspektasi yang proyeksi hanya naik 1000 ke 236.000 klaim.

Sehari kemudian, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi dengan data pekerjaan tercatat di luar pertanian (non-farm payrolls/NFP) yang hanya bertambah 114.000, jauh dari estimasi pasar yang proyeksi adanya penambahan tenaga kerja 179.000 ke 175.000 pekerjaan. Tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 juga melonjak ke 4,3% dari sebelumnya 4,1% pada Juni 2024.

Hal ini membawa kesimpulan pelaku pasar bahwa ancaman resesi meningkat di AS, yang kemudian memicu kekhawatiran akan terjadinya hard landing karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dinilai lambat melakukan quantitative easing seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19 lalu.

Sementara itu dari Jepang, dampak dari kenaikan suku bunga BoJ membuat indeks Nikkei 225 Jepang ambruk parah pada hari ini. Nikkei 225 Jepang terpantau ambruk parah yakni hingga 12,4%.

Bursa saham di Jepang mengalami penurunan terburuk dalam satu hari sejak 2016 silam, di tengah kekhawatiran tentang dampak kenaikan yen terhadap perusahaan-perusahaan Jepang menyusul kenaikan suku bunga BoJ yang mengejutkan di awal pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BPFJAMBI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger