Foto: Kendaraan melewati bangunan tempat tinggal yang belum selesai dari Evergrande Oasis, kompleks perumahan yang dikembangkan oleh Evergrande Group, di Luoyang, Cina 16 September 2021. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator Tiongkok menjatuhkan sanksi denda hampir ,17 miliar atau setara Rp 9,37 triliun (asumsi kurs Rp 4.222/yuan) kepada satu unit dari grup Evergrande atas dugaan pelanggaran keuangan. Ini menjadi hantaman beruntun bagi mantan raksasa properti tersebut di tengah proses likuidasinya.
Melansir Wall Street Journal, Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan mendenda unit andalan Evergrande Tiongkok, Hengda Real Estate, sebesar 4,175 miliar yuan ($579,5 juta) atas apa yang digambarkan sebagai laporan keuangan palsu dan penggunaannya dalam penerbitan obligasi.
CSRC mengatakan pihaknya telah menetapkan bahwa Hengda meningkatkan pendapatan dan laba pada tahun 2019 dan 2020 dengan membukukan pendapatan di muka. Dikatakan perusahaan juga gagal memenuhi persyaratan untuk mengungkapkan laporan berkala, informasi tentang litigasi dan arbitrase besar, dan pemberitahuan kegagalan membayar utang.
Regulator mengatakan akan mendenda pendiri Evergrande Hui Ka Yan sebesar CNY47 juta dan melarangnya memegang posisi eksekutif di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Tiongkok seumur hidup.
CSRC juga mengatakan pihaknya terus melakukan penyelidikan terhadap perantara terkait Hengda, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Hengda pada bulan Maret mengatakan pihaknya menerima pemberitahuan dari regulator yang memberitahukan tentang denda yang akan datang. Dikatakan kemudian bahwa CSRC telah menemukan bahwa mereka menambahkan pendapatan palsu ke beberapa laporan keuangan dan bahwa lima penerbitan obligasi diduga diterbitkan secara curang. Dikatakan bahwa pihaknya juga diberitahu bahwa enam eksekutif lainnya dikenakan denda mulai dari CNY200.000 hingga CNY15 juta.
Evergrande diperintahkan untuk dilikuidasi pada akhir Januari setelah pengembang properti tersebut gagal mencapai rencana restrukturisasi dengan kreditor. Evergrande gagal membayar obligasi dolar pada tahun 2021 setelah memiliki kewajiban lebih dari $300 miliar, sehingga memicu krisis properti yang lebih luas di Tiongkok.
0 comments:
Post a Comment