Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Kabar Gembira! Insentif Guru Honorer Naik Jadi Rp 400.000 per Bulan

 Ilustrasi Guru honorer.

Ilustrasi Guru honorer. (Beritasatu.com/Fuad Iqbal Abdullah)

Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengumumkan kenaikan insentif bagi guru honorer menjadi Rp 400.000 per bulan mulai 2026.

Kebijakan ini menjadi kado pemerintah dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional 2025. Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat kolaborasi multipihak, demi meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru.

“Sebagai bagian dari peringatan Hari Guru Nasional, kami umumkan bahwa mulai tahun depan insentif guru honorer naik menjadi Rp 400.000 per bulan. Angkanya memang belum besar, tetapi kami berkomitmen agar secara bertahap kesejahteraan guru terus meningkat,” ujar Abdul Mu'ti seperti dilansir dari Antara, Jumat (31/10/2025).

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan, insentif tersebut akan diberikan melalui skema transfer langsung ke rekening masing-masing guru penerima. Tahun ini, pemerintah telah menyalurkan insentif kepada lebih dari 300.000 guru honorer, masing-masing sebesar Rp 300.000 per bulan dan diberikan sekaligus untuk tujuh bulan.

Dalam laporannya, Abdul Mu'ti menyebutkan total bantuan insentif yang telah disalurkan mencapai Rp 736,31 miliar kepada 347.383 guru, dengan tingkat penyerapan sebesar 95,5%.

“Untuk tahun ini, insentif diberikan satu kali pada Juli lalu untuk tujuh bulan, sehingga setiap guru menerima Rp 2.100.000 pada 2025,” katanya.

Dengan kenaikan sebesar Rp 100.000 per bulan mulai tahun depan, pemerintah berharap langkah ini dapat memacu motivasi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan diri.

“Kami ingin para guru terus meningkatkan kompetensi, kemampuan, dan semangat pengabdian dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi anak bangsa,” tegas Abdul Mu'ti.

20 Tahun Tak Berubah, Segini Tarif Transjakarta jika Tanpa Disubsidi

 Ilustrasi bus Transjakarta.

Ilustrasi bus Transjakarta. (Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta tengah memfinalisasi rencana penyesuaian tarif Transjakarta setelah dua dekade tidak berubah.

Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan, kebijakan ini akan ditempuh dengan hati-hati agar tidak memberatkan masyarakat, terutama bagi kelompok penerima subsidi yang selama ini menikmati layanan gratis.

“Kami sedang memfinalkan untuk itu (kenaikan tarif). Sebenarnya di tarif yang lama pun kami sudah mensubsidi per tiket Rp 9.700. Kan terlalu berat kalau terus-menerus seperti itu, apalagi DBH (dana bagi hasil) dipotong,” ujar Pramono, dikutip Beritasatu.com, Rabu (29/10/2025).

Selama 20 tahun terakhir, tarif Transjakarta bertahan di angka Rp 3.500 per perjalanan. Di balik harga terjangkau tersebut, terdapat beban subsidi besar yang ditanggung Pemprov Jakarta agar layanan tetap mudah diakses masyarakat.

ADVERTISEMENT

Tanpa subsidi, tarif Transjakarta diperkirakan bisa mencapai empat kali lipat dari harga sekarang. Rencana penyesuaian tarif ini muncul seiring meningkatnya biaya operasional serta tingginya tanggungan keuangan daerah.

Berapa Tarif Asli Transjakarta Tanpa Subsidi?

Tarif Transjakarta sebesar Rp 3.500 yang berlaku saat ini tidak sepenuhnya mencerminkan biaya operasional sebenarnya.

Berdasarkan data Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), setiap kali penumpang membayar Rp 3.500, Pemprov Jakarta harus menanggung kekurangan sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per perjalanan, tergantung rute dan jenis armada.

Selisih biaya ini dikenal sebagai subsidi public service obligation (PSO) atau kewajiban pelayanan publik. Artinya, tarif ekonomi riil Transjakarta sebenarnya bisa mencapai Rp 15.000 per perjalanan.

Subsidi PSO menjadi instrumen penting agar masyarakat tetap beralih ke transportasi umum dan mengurangi kemacetan di wilayah Jabodetabek.

Namun, dengan beban subsidi yang terus meningkat selama dua dekade terakhir, Pemprov Jakarta kini mempertimbangkan langkah penyesuaian tarif sebagai bentuk keseimbangan antara keberlanjutan layanan publik dan kemampuan fiskal daerah.

Sejarah Tarif Transjakarta Selama Dua Dekade

Sejak diluncurkan pada 2004, Transjakarta telah menjadi tulang punggung transportasi publik di Jakarta. Berikut perjalanan tarifnya selama 20 tahun terakhir:

  • 2004: Transjakarta resmi beroperasi dengan tarif awal Rp 2.000.
  • 2005: Tarif naik menjadi Rp 3.500 berdasarkan SK Gubernur Jakarta Nomor 1912/2005.
  • 2005-2025: Tarif tidak pernah berubah, meski inflasi dan harga bahan bakar terus meningkat.

Alasan Kenaikan Tarif dan Besarnya Beban Subsidi

Gubernur Pramono Anung menjelaskan bahwa pemerintah tidak bisa terus-menerus menanggung seluruh subsidi Transjakarta, terutama karena layanan ini juga digunakan warga dari luar Jakarta atau Bodetabek.

Pemprov Jakarta memastikan tarif baru Transjakarta nanti tetap di bawah rata-rata tarif transportasi umum daerah lain, seperti Trans Semarang (Rp 5.500) dan Trans Jogja (Rp 5.000).

Pada tahun anggaran 2025, Pemprov Jakarta bahkan menambah alokasi subsidi sebesar Rp 400 miliar, sehingga total subsidi Transjakarta mencapai lebih dari Rp 4 triliun per tahun (berdasarkan data APBD Jakarta 2025).

Dana besar ini digunakan untuk:

  • Pembukaan rute baru Transjabodetabek.
  • Penambahan armada bus listrik.
  • Peningkatan akses dan fasilitas bagi penyandang disabilitas.

“Penyesuaian tarif bukan soal mahal, tapi menjaga keseimbangan antara keberlanjutan layanan publik dan kemampuan fiskal daerah,” tegas Pramono.

Anggaran dan Kebijakan Keuangan Jakarta

Jakarta merupakan provinsi dengan salah satu APBD terbesar di Indonesia. Pada 2025, APBD Jakarta tercatat sebesar Rp 91,34 triliun sebelum akhirnya disepakati menjadi Rp 91,14 triliun, dan kemudian naik kembali menjadi Rp 91,86 triliun setelah perubahan anggaran.

Meski demikian, alokasi dana untuk subsidi Transjakarta menjadi salah satu pos yang paling langsung dirasakan masyarakat.

Setiap rupiah yang dikeluarkan Pemprov Jakarta untuk PSO Transjakarta berarti membantu jutaan warga agar tetap bisa menikmati transportasi yang murah, aman, dan ramah lingkungan.

Selama 20 tahun, subsidi Transjakarta telah membantu jutaan warga Jakarta dan sekitarnya menikmati transportasi publik dengan tarif terjangkau. Namun, dengan meningkatnya biaya operasional dan keterbatasan fiskal daerah, penyesuaian tarif tampaknya menjadi langkah realistis.

Bakal Gantikan LPG pada 2026, Kenali Apa Itu DME hingga Keunggulannya

 DME akan menggantikan LPG mulai 2026.

DME akan menggantikan LPG mulai 2026. (Istimewa/Istimewa)

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar dalam transisi energi dengan mengganti liquefied petroleum gas (LPG) menggunakan dimethyl ether (DME) mulai tahun 2026.

Program ini bukan sekadar pergantian bahan bakar rumah tangga, tetapi juga bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Proyek penggantian LPG dengan DME menjadi salah satu fokus pemerintahan Prabowo Subianto. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi massal DME dapat terealisasi pada 2027.

Pengembangan ini bertujuan untuk memanfaatkan bahan baku dalam negeri, mengingat DME dapat dibuat dari sumber-sumber lokal seperti batu bara, gas alam, dan biomassa.

ADVERTISEMENT

Secara ekonomi, implementasi DME diyakini mampu menekan impor LPG hingga 1 juta ton per tahun. Dampaknya, negara bisa menghemat devisa sekitar Rp 9,1 triliun setiap tahunnya serta menarik investasi senilai 2,1 miliar dolar AS.

Tak heran, percepatan realisasi proyek ini telah dimasukkan dalam daftar Proyek Strategis Nasional sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang ditetapkan di era Presiden Joko Widodo.

Mengapa Pemerintah Beralih ke DME?

Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kemandirian energi nasional.

Selain mengurangi impor, DME dinilai lebih ramah lingkungan karena bisa dihasilkan dari berbagai sumber energi, termasuk gas alam, batu bara, dan biomassa.

Pemerintah berharap transisi ini juga dapat menciptakan nilai tambah ekonomi domestik dengan mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia.

Selain itu, DME memiliki karakteristik yang mirip dengan LPG sehingga dapat digunakan dengan mudah pada berbagai sektor, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga industri.

Dengan kesamaan sifat fisika dan kimia, masyarakat tidak perlu khawatir akan perubahan besar dalam penggunaannya.

Apa Itu DME?

Dilansir dari laman Kementerian ESDM, dimethyl ether (DME) adalah senyawa organik dengan rumus kimia CH₃OCH₃.

Senyawa ini termasuk dalam golongan eter paling sederhana dan mengandung unsur oksigen.

DME berwujud gas pada kondisi normal, tetapi mudah dicairkan dengan tekanan rendah sehingga dapat disimpan dalam bentuk cair, mirip dengan LPG.

DME bisa dimanfaatkan dengan dua cara:

  • Pemanfaatan langsung digunakan 100% untuk keperluan industri, transportasi, atau rumah tangga.
  • Pemanfaatan campuran dicampur dengan LPG atau LGV (liquified gas for vehicle) untuk menghasilkan bahan bakar dengan karakteristik stabil dan aman.

Keunggulan Fisik dan Kimia DME

Salah satu keunggulan utama DME adalah kesamaan sifat fisik dan kimianya dengan LPG.

Karena itu, infrastruktur yang sudah ada seperti tabung gas, jaringan pipa, dan fasilitas penyimpanan dapat dimanfaatkan kembali dengan sedikit penyesuaian.

Hal ini membuat transisi dari LPG ke DME lebih efisien dan tidak membutuhkan investasi besar dalam pembangunan infrastruktur baru.

Selain itu, DME dapat diproduksi dari berbagai sumber energi domestik. Indonesia sendiri memiliki cadangan batu bara berkalori rendah yang melimpah, menjadikannya bahan baku ideal untuk produksi DME dengan biaya yang lebih ekonomis.

Secara teknis, nilai kalor DME mencapai 7.749 Kcal/kg, sementara LPG memiliki nilai kalor sekitar 12.076 Kcal/kg. Meskipun lebih rendah, massa jenis DME lebih tinggi, sehingga efisiensi panas antara keduanya berkisar pada rasio 1:1,6.

Artinya, konsumsi DME sedikit lebih banyak, tetapi keuntungan dari sisi bahan baku lokal dan dampak lingkungan membuatnya tetap menarik secara strategis.

DME dan Dampak Lingkungan

Dari sisi lingkungan, DME terbukti lebih bersih dan aman dibandingkan LPG. Bahan bakar ini tidak mengandung sulfur, tidak menghasilkan partikulat, serta menekan pembentukan nitrogen oksida (NOx) saat pembakaran. Nyala apinya berwarna biru stabil, menandakan proses pembakaran yang sempurna dan efisien.

Keunggulan lain DME adalah sifatnya yang tidak beracun, tidak korosif, serta mudah terurai di udara.

DME juga tidak merusak lapisan ozon dan dapat menekan emisi gas rumah kaca hingga 20% dibandingkan LPG.

Karena berbentuk gas, DME tidak meninggalkan residu atau jelaga, sehingga lebih ramah bagi peralatan masak dan sistem pembakaran.

Dengan berbagai keunggulan teknis, ekonomi, dan lingkungan, DME berpotensi menjadi solusi strategis untuk menggantikan LPG di Indonesia mulai 2026. Transisi ini tidak hanya akan memperkuat kemandirian energi nasional, tetapi juga membuka peluang investasi baru dan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Harga Emas Dunia Hari Ini 20 Oktober: Balik Arah dari Penurunan Tajam

 Harga emas global kembali naik selama tiga sesi berturut-turut. Harga emas pun mencapai level tertingginya dalam satu minggu terakhir.

Harga emas global kembali naik selama tiga sesi berturut-turut. Harga emas pun mencapai level tertingginya dalam satu minggu terakhir. (AP)

Singapura, Beritasatu.com – Harga emas menguat tipis pada perdagangan Senin (20/10/2025), didorong oleh meningkatnya peluang penurunan suku bunga lanjutan di Amerika Serikat (AS).

Harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 4.253,33 per ons troi, sementara kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember menguat 1,3% menjadi US$ 4.266,30 per ons troi.

00:00
Copy video url
Play / Pause
Mute / Unmute
Report a problem
Language
Share
Vidverto Player
ADVERTISEMENT

Harga perak spot juga naik 0,5% ke US$ 52,12 per ons troi. Sebelumnya, harga perak sempat anjlok sekitar 4,4% pada Jumat (17/10/2025), menjadi penurunan harian terburuk sejak awal April, setelah menyentuh rekor tertinggi US$ 54,47 per ons.


ADVERTISEMENT

“Pasar emas sedang mencoba menemukan pijakannya setelah aksi jual pada Jumat. Sentimen kini mulai normal kembali setelah beberapa pekan yang cukup panas,” ujar analis Capital.com, Kyle Rodda, seperti dilansir dari Reuters.

Emas turun sekira 1,8% pada akhir pekan kemarin, penurunan terbesar sejak pertengahan Mei, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif 100% atas barang-barang asal China tidak akan berkelanjutan. Ia menambahkan akan segera bertemu Presiden China Xi Jinping dan yakin hubungan dengan China akan membaik.

“Hambatan besar berikutnya adalah pembicaraan AS–China pekan ini dan rilis data consumer price index (CPI) dari AS pada Jumat. Lonjakan harga emas baru-baru ini didorong oleh kekosongan data ekonomi dalam beberapa waktu terakhir,” jelas Rodda.

Pada sisi lain, harga platinum turun 0,8% menjadi US$ 1.596,88 per ons troi, sedangkan palladium naik tipis 0,2% menjadi US$ 1.476,97 per ons troi.

Menlu Jelaskan Pembicaraan Donald Trump dan Presiden Prabowo Singgung Eric Trump: Obrolan Non Formal

 Menlu Jelaskan Pembicaraan Donald Trump dan Presiden Prabowo Singgung Eric Trump: Obrolan Non Formal

BERAU TERKINI – Menlu Sugiono jelaskan pembicaraan yang terjadi di momen KTT Perdamaian Gaza antara Donald Trump dan Presiden Prabowo.

Pembicaraan privat antara Presiden Prabowo dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bocor dan terdengar oleh publik.

Saat itu Presiden Prabowo meminta kepada Donald Trump untuk bertemu dengan putranya yakni Eric Trump.

Pro Kontra Kandungan Etanol pada BBM Milik Pertamina

 Pengisian BBM di SPBU Pertamina.

Pengisian BBM di SPBU Pertamina. (Pertamina/Istimewa)

Jakarta, Beritasatu.com – Belakangan ini, isu stok bahan bakar minyak (BBM) di jaringan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta di sejumlah wilayah masih mengalami kekosongan. Hal ini dikarenakan perusahaan SPBU swasta belum menemui kesepakatan terkait pengadaan BBM dengan PT Pertamina.

Awalnya, terdapat dua badan usaha swasta yang menyepakati pengadaan BBM dari Pertamina. Namun, kesepakatan tersebut dibatalkan karena BBM base fuel milik Pertamina memiliki kandungan etanol. Lantas, apakah kandungan tersebut tidak diperbolehkan dalam BBM?

Polemik perbincangan mengenai kandungan etanol dimulai ketika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama seluruh badan usaha yang bergerak di lini bisnis SPBU melangsungkan rapat bersama Komisi VII DPR pada Rabu (1/10/2025).

ADVERTISEMENT

Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengungkapkan pihaknya siap memasok BBM dalam bentuk base fuel ke badan usaha swasta. Awalnya, terdapat dua badan usaha yang setuju, yakni Vivo dan APR yang merupakan joint venture antara BP dan AKR Corporindo.

Namun, kesepakatan tersebut batal lantaran Vivo dan APR menyebut terdapat kandungan etanol. Padahal, kandungan etanol pada base fuel milik Pertamina masih dalam ambang batas yang ditentukan dalam standar nasional maupun internasional.

“Issue yang disampaikan oleh SPBU ini adalah content-nya, yaitu adanya kandungan etanol. Di mana secara regulasi sebenarnya diperkenankan sampai jumlah tertentu,” ungkap Achmad dalam rapat tersebut.


Ia membeberkan, persentase ambang batas jumlah etanol pada BBM maksimal berada di angka 20%, sementara base fuel yang dimiliki Pertamina sebesar 3,5%.

“Kalau enggak salah sampai 20%, sedangkan kita ada etanol 3,5%. Ini yang membuat kondisi SPBU swasta tidak lanjut pembelian karena ada etanol,”

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BPFJAMBI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger