
Jakarta, Beritasatu.com – Lelang Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan kembali ramai peminat pada pekan depan, seiring kombinasi kebijakan fiskal terbaru pemerintah, langkah moneter Bank Indonesia (BI), serta sentimen positif dari investor asing.
Sejumlah ekonom memperkirakan penawaran dalam lelang SUN dapat mencapai Rp 70 triliun hingga Rp 100 triliun, jauh melampaui target indikatif pemerintah sekitar Rp 27 triliun.
Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, menilai stabilitas nilai tukar rupiah, dukungan kebijakan fiskal, hingga pergantian menteri keuangan menjadi faktor penting yang memengaruhi optimisme pasar.
“Dua pekan lalu sempat terjadi penurunan incoming bids pasca pergantian menteri keuangan. Namun, saat ini sentimen mulai pulih, dan saya perkirakan penawaran bisa kembali di atas Rp 100 triliun,” ujarnya.
Menurut Fikri, likuiditas perbankan yang melimpah pascasuntikan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun juga berpotensi menopang minat investor terhadap SBN. Meski demikian, ia menilai transmisi kebijakan tersebut ke penurunan biaya pendanaan masih membutuhkan waktu. Untuk seri benchmark, pasar masih fokus pada FR0104 dan FR0105 dengan tenor 5–10 tahun.
Dari sisi imbal hasil, Fikri memproyeksikan yield SUN tenor 10 tahun akan bergerak menuju level 6,0–6,2%, sejalan dengan tren penurunan suku bunga global. “Yield US Treasury masih menjadi acuan utama. Jika The Fed kembali memangkas suku bunga, peluang penurunan yield SUN akan terbuka lebih besar,” tambahnya.
Senada, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Yusuf Rendi Manilet, menyatakan reli SBN belakangan ini ditopang kombinasi pemangkasan suku bunga BI, langkah serupa dari The Fed, serta derasnya arus dana asing.
“Sejak Juli 2025, inflow asing mencapai level tertinggi. Yield SUN tenor 5 tahun bahkan sempat turun ke 5,4%. Dengan kondisi ini, lelang SUN sangat berpotensi oversubscribed,” katanya.
Ia menambahkan, pemerintah masih menjaga defisit fiskal di bawah 3%, sementara BI telah melakukan pembelian SBN lebih dari Rp 217 triliun hingga pertengahan September. Faktor ini memperkuat keyakinan pasar terhadap keberlanjutan tren positif.
Untuk lelang pekan depan, pemerintah menawarkan 7–8 seri, dengan seri benchmark tenor 10 tahun seperti FR0103 dan FR0104 diproyeksikan menjadi favorit investor. Investor konservatif juga diperkirakan masuk ke seri jangka pendek seperti SPN03251224 dan SPN12260910.
Dengan kondisi pasar saat ini, pemerintah diperkirakan akan memenangkan penawaran sekitar Rp 24 triliun hingga Rp 30 triliun, sesuai batas maksimal 150% dari target indikatif. “Risiko lelang tidak terserap relatif kecil, kecuali jika terjadi guncangan global mendadak,” ujar Yusuf.


0 comments:
Post a Comment