
Tarakan, Beritasatu.com - Tim Satgas Pangan Kalimantan Utara kembali menemukan beras premium diduga oplosan saat menggelar razia di sejumlah pasar tradisional Kota Tarakan, Rabu (23/7/2025). Hasilnya, sebanyak 13 karung beras merek Sania produksi PT Wilmar masih beredar di pasaran. Masyarakat kini banyak yang beralih ke beras impor asal Malaysia.
Petugas menyasar kios-kios pedagang beras di Pasar Tenguyun dan Pasar Gusher, dua pasar utama di Tarakan. Di salah satu kios Pasar Tenguyun, masih ditemukan stok 8 karung beras ukuran 10 kg dan 5 karung beras ukuran 5 kg.
Petugas langsung meminta pedagang untuk menghentikan penjualan beras merek Sania, yang telah masuk dalam daftar beras diduga oplosan resmi dari pemerintah pusat.
"Sania ada kita temui. Sania ada, kalau Fortune tidak ada. Untuk Sania tadi ada 8 pack dan 5 pack," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Diskoperindag Kalimantan Utara Hasmira.
Hasmira menegaskan agar pedagang tidak lagi menambah stok merek tersebut demi mencegah beredarnya beras oplosan di Kalimantan Utara.
Sementara itu, salah satu pedagang beras di Pasar Tenguyun, Aya, mengungkapkan bahwa masyarakat kini banyak yang beralih ke beras impor asal Malaysia. Selain karena isu oplosan, alasan utamanya adalah harga beras Malaysia lebih murah.
"Yang laris itu ya beras Malaysia karena lebih murah, harganya Rp 145.000 per 10 kilogram," tutur Aya.
Sebagai perbandingan, beras premium lokal dijual seharga Rp 86.000 untuk ukuran 5 kilogram, jauh lebih mahal dibandingkan beras impor dari Malaysia.
Razia oleh satgas pangan ini merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan pangan dan kepercayaan masyarakat terhadap distribusi beras di Kota Tarakan.


0 comments:
Post a Comment