Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan saham milik orang terkaya RI Prajogo Pangestu ambruk pada perdagangan Jumat (20/9/2024) dan menyeret kinerja IHSG ke zona merah. Saham Prajogo sebelumnya diketahui mengalami kenaikan signifikan dan menjadi pondasi atas rekor demi rekor yang dicatatkan oleh IHSG beberapa waktu ke belakang.
Sebanyak 5 saham milik Prajogo kompak dibuka di zona merah, dengan tiga di antaranya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi dan Petrosea (PTRO) yang ambruk 20%. Ketiga merupakan portofolio perusahaan terbuka paling baru milik Prajogo.
Lalu ada dua saham yang sudah lama dimiliki oleh Prajogo sebelumnya, yakni Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Barito Pacific (BRPT), yang juga anjlok tajam namun tidak sampai mengalami ARB. TPIA dan BREN masing-masing dibuka melemah nyaris 9%.
Ambruknya saham-saham milik Prajogo membuat IHSG anjlok lebih dari 2% dan kembali ke level 7.700, padahal kemarin IHSG baru saja mencetak rekor baru setelah untuk pertama kalinya mampu menembus level 7.900.
Secara total, ambruknya lima saham milik Prajogo membuat kapitalisasi pasar menguap nyaris Rp 400 triliun dalam hitungan menit. Secara spesifik senilai Rp 395,51 triliun pada titik terendahnya. Meski demikian sejumlah perusahaan Prajogo mampu memangkas koreksi, namun masih jauh dari zona hijau.
Anjloknya saham BREN dan portofolio Prajogo secara luas disinyalir karena dikeluarkan dari indeks FTSE.
Melalui pengumuman resmi FTSE Russel pada Kamis kemarin (19/9/2024), saham BREN dikeluarkan lantaran tidak memenuhi persyaratan free float. Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% dari total saham yang diterbitkan.
Penghapusan saham BREN kemudian akan efektif sejak pembukaan pada hari Rabu pekan depan (25/9/2024).
Sebelumnya, BREN akan masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Series - Large Cap yang akan berlaku per 20 September 2024 dan efektif pada 23 September 2024.
0 comments:
Post a Comment