Jakarta, CNBC Indonesia - Makanan cepat saji populer asal Filipina, Jollibee Foods berupaya untuk melakukan ekspansi besar. Jollibee bahkan telah lama mengincar wilayah raksasa kopi ternama, Starbucks, yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS).
Mengutip Forbes, Starbucks memiliki lebih dari 39.000 cabang di seluruh dunia. Sementara Jollibee, telah melampaui kiprah pesaingnya dari AS, seperti McDonald's dan KFC di Filipina, berkat ayam goreng renyah dan spageti saus manis yang paling laris.
Kini, gebrakan Jollibee dalam minuman panas kembali menguat di bawah presiden dan CEO Ernesto Tanmantiong, yang mengincar jejak yang lebih besar di segmen industri makanan cepat saji yang tumbuh paling cepat.
Menurut firma riset Statista, pendapatan gabungan dari rantai kopi di seluruh dunia naik 9% menjadi US$630 miliar pada tahun 2023 dari tahun sebelumnya, dan kemungkinan akan mencapai US$800 miliar pada tahun 2030. Sebagai perbandingan, bisnis makanan cepat saji secara global membukukan kenaikan 1,1% dalam total pendapatan menjadi US$978 miliar tahun lalu.
"Ini pasar yang berkembang pesat, peluang besar bagi kami," kata Tanmantiong pada awal Juli, dikutip dari Forbes, Senin (18/8/2024).
Sehari sebelumnya, Jollibee mengumumkan akuisisi senilai US$238 juta atas 70% saham Compose Coffee asal Korea Selatan, perusahaan kopi yang memiliki hampir 2.500 gerai, yang akan menambah investasi grup dalam bidang kopi menjadi sekitar US$700 juta. Impian Tanmantiong, tidak lain, adalah bahwa jaringan restoran terbesar di Filipina itu (berdasarkan pendapatan dan jumlah cabang) pada akhirnya akan mengalahkan penjualan Starbucks juga.
Penambahan Compose Coffee akan menambah jumlah total gerai kopi Jollibee menjadi lebih dari 4.700, yang tersebar di Asia, Timur Tengah, dan Amerika Utara. Dengan hanya 387 gerai di Filipina, sementara di sana, Starbucks memiliki 450 gerai.
Untuk saat ini, jaringan restoran Jollibee adalah kontributor penjualan terbesar yang mencakup setengah dari pendapatan sebesar 244 miliar peso pada tahun 2023. Penjualan eceran kopi menghasilkan sekitar 15% pendapatan, yang ingin digandakan oleh CEO menjadi 30% pada tahun 2030.
Ini adalah salah satu dari banyak target tambahan yang ditetapkan oleh Tanmantiong yang berusia 66 tahun, yang mengambil alih jabatan CEO satu dekade lalu dari kakak laki-lakinya sekaligus pendiri Jollibee, Tony Tan Caktiong.
Memulai usaha dengan toko es krim dan sandwich pada tahun 1975, Tan Caktiong dan keluarganya masuk ke jajaran orang terkaya di Filipina pada tahun 2007 dan kini muncul di posisi ke-6 dengan kekayaan bersih sebesar US$2,9 miliar. Di bawah pengawasannya, Jollibee Foods juga muncul dua kali dalam daftar 200 perusahaan Terbaik di Bawah Satu Miliar. Tan Caktiong tetap menjadi ketua dan CTO Jollibee-kepala bagian rasa.
Pada tahun 2014, Tan Caktiong menyerahkan pengelolaan Jollibee kepada Tanmantiong, untuk lebih fokus pada investasinya sendiri, khususnya di bidang real estat. Tan Caktiong bekerja sama dengan raja makanan cepat saji Filipina lainnya, Edgar Sia II, untuk membangun gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan hotel di bawah unit properti DoubleDragon.
Sia telah mendirikan jaringan restoran ayam panggang Mang Inasal, yang dibeli Jollibee dalam dua tahap, dengan total 5 miliar peso. Sia juga menduduki peringkat ke-39 sebagai orang terkaya di Filipina dengan kekayaan sebesar US$340 juta.
Upaya Jollibee dalam bisnis kafein dimulai pada tahun 2012, ketika membeli 50% saham di SuperFoods Group asal Vietnam, operator jaringan kedai kopi Highlands, seharga US$25 juta. Pada tahun 2019, saham Jollibee naik secara signifikan setelah membeli jaringan kedai kopi California Coffee Bean & Tea Leaf senilai US$350 juta, yang masih menjadi investasi terbesarnya hingga saat ini.
Awalnya, usaha ini tidak sepenuhnya berjalan pasti, terlebih merebaknya pandemi Covid-19 memaksa CEO untuk menutup gerai yang tidak menguntungkan. Lima tahun kemudian, bisnis ini tetap merugi pada tingkat laba bersih, tetapi dengan EBIDTA tercatat positif pada tahun 2023.
Tanmantiong pun lanjut berekspansi dengan membuka lebih dari 90 gerai Coffee Bean baru tahun lalu sehingga totalnya menjadi 1.164, dan dengan keinginan baru untuk melakukan akuisisi.
Pada bulan Maret, grup tersebut menginvestasikan US$28 juta untuk saham minoritas di perusahaan California lainnya, Botrista, yang membuat stasiun minuman pintar yang menyiapkan minuman seperti kopi es dan teh boba. Langkah besar Jollibee dilaksanakan tiga bulan kemudian ke Korea Selatan, salah satu pasar konsumen kopi terbesar di dunia per kapita.
Menurut direktur pelaksana konsultan bisnis Manila eMBM Jonathan Ravelas, pembelian Compose Coffee, yang diharapkan akan segera selesai, akan memberi grup tersebut keunggulan di antara generasi muda.
"[Itu] adalah plesetan dari gelombang K-pop yang populer di Filipina," katanya.
Ia juga menyorot artis Kim Taehyung dari boy band Korea Selatan BTS adalah duta merek Compose.
Di tempat lain, Tanmantiong berencana menambah gerai Highlands Coffee, setelah membuka lebih dari 170 gerai baru tahun lalu sehingga totalnya menjadi 779. Ia juga memperluas Common Man Coffee Roasters, jaringan kopi spesial di bawah naungan dana ekuitas swasta Titan Dining yang berbasis di Singapura, yang 90% sahamnya dimiliki oleh Jollibee.
Pada bulan Desember, Common Man, dengan delapan gerai di Singapura dan Malaysia, membuka restoran Filipina pertamanya di distrik keuangan Manila.
Selain kopi, grup ini telah meningkatkan pertumbuhan restoran Jollibee di luar negeri. Sejak bangkit dari kerugian bersih sebesar 11,5 miliar peso pada tahun 2020, grup ini telah menambah lebih dari 1.500 toko dalam tiga tahun terakhir, sehingga totalnya menjadi 6.885 melalui semua mereknya tahun lalu. Dengan akuisisi Compose Coffee ditambah target pembukaan 750 gerai tahun ini, grup ini akan memiliki lebih dari 10.000 gerai pada akhir tahun 2024.
0 comments:
Post a Comment