Foto: Tangkapan Layar Paparan Publik Insidental GOTO
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo mengatakan, perseroan akan mendapatkan banyak manfaat dari masuknya investasi TikTok ke Tokopedia.
Perseroan sudah melaporkan penyelesaian transaksi TikTok ke Tokopedia pada 31 Januari lalu. TikTok menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 24 triliun, sebagai komitmen jangka panjang untuk mendukung operasional bisnis Tokopedia, tanpa dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia.
"Kepemilikan saham GoTo di Tokopedia tidak terdilusi lebih lanjut dan GoTo juga akan menerima pendapatan berkelanjutan yang besar dan bertumbuh, seiring dengan pertumbuhan nilai transaksi barang (GMV) Tokopedia di masa yang akan datang," kata Patrick, dalam Paparan Publik Insidental, Rabu (28/2).
Mengacu pada dokumen GOTO, estimasi nilai layanan jasa e-commerce service fee dari Tokopedia bisa mencapai Rp 177 miliar per kuartal. Perhitungan jika berdasarkan GMV inti gabungan Tokopedia dan TikTok Shop pada kuartal III-2023.
Ilustrasinya, jika dalam satu kuartal GOTO akan mendapat sejumlah fee tersebut, setahun bisa dapat Rp 708 miliar, atau Rp 59 miliar dalam satu bulan, Rp 15 miliar per minggu, atau setara dengan sekitar Rp 80 juta per jam. Angka ini bisa saja bertumbuh seiring dengan pertumbuhan sektor e-commerce.
Fee tersebut akan dihitung berdasarkan nilai GMV inti pasca-kombinasi TikTok Shop-Tokopedia. Per kuartal 3-2023, GMV inti entitas pasca-kombinasi mencapai US$ 2,9 miliar atau setara Rp 45 triliun.
"Kami mengharapkan Tokopedia dapat tumbuh selaras dengan industri, sehingga perseroan juga akan menerima manfaat yang semakin bertambah dalam beberapa tahun mendatang didorong oleh peningkatan biaya layanan secara stabil," kata Direktur Keuangan GOTO Jacky Lo, dalam kesempatan yang sama.
Jacky menegaskan, seiring dengan penyelesaian kesepakatan pada 31 Januari 2024, perseroan akan mulai mencatat e-commerce service fee sejak tanggal 1 Februari 2024. Sebab itu, pada 2024 hasil dari segmen e-commerce akan segera berubah menjadi positif setelah sebelumnya mencatat rugi Rp2 triliun atau setara dengan rugi US$134 juta selama 9 bulan tahun 2023.
Riset terbaru Macquarie per 27 Februari lalu juga mengestimasi bahwa pertumbuhan bisnis Tokopedia akan lebih tinggi dari estimasi pertumbuhan sektor e-commerce Indonesia menurut riset The e-Conomy SEA 2023 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company.
"Kami berasumsi CAGR [pertumbuhan majemuk tahunan] nilai transaksi (GTV) Tokopedia menjadi 15,5% dalam jangka panjang, lebih cepat dari perkiraan Google, Temasek, Bain sebesar 13,5% pada 2022-2030," tulis analis Macquarie, Ari Jahja, dalam risetnya.
Lebih lanjut Ari memaparkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan CAGR Tokopedia bisa lebih tinggi daripada proyeksi CAGR industri adalah ketersediaan dukungan finansial dari TikTok yang kuat.
Dia menilai GOTO berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada tahun 2024 dan seterusnya. "Kami melihat tingkat persaingan yang stabil untuk lini bisnis on-demand service di mana lini ini membukukan kinerja positif EBITDA disesuaikan pada Q4-23. EBITDA disesuaikan ini termasuk biaya perusahaan," lanjut Ari.
0 comments:
Post a Comment