Foto: Intip Bisnis Baru Indika Energy, Emas Hingga Mobil Listriki (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Indika Energy Tbk (INDY) mulai gencar untuk mengembangkan bisnis baru yang berpotensi dapat mendongkrak pendapatan perusahaan. Bisnis baru tersebut berupa tambang emas dalam proyek awak emas yang diharapkan dapat berproduksi dalam waktu dekat.
President Director PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid menargetkan proyek pengembangan tambang emas Awak Mas Sulawesi Selatan dapat berproduksi dalam waktu 2-3 tahun lagi. Saat ini perusahaan tengah mempersiapkan proses produksi emas pertamanya dari tambang tersebut.
"Ini kita lagi mempersiapkan, ini mungkin 2 atau 3 tahun lagi kita memproduksi emas," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam Closing Bell, dikutip Rabu (17/5/2023).
Menurut Arsjad keputusan perusahaan berinvestasi di proyek tembang emas lantaran memiliki prospek yang positif, seiring dengan stabilnya harga komoditas tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan berharap mulai 2-3 tahun dapat berproduksi.
"Emas itu kan kalau kita lihat story tetap stabil. Revenue kita, kita lihatin tuh bagaimana bisa make sure supaya mempunyai kekuatan. Nah dari sisi itu emas stabil kita mulai masuk kita harapkan 2-3 tahun ini," Kata dia.
Seperti diketahui, Indika resmi menyelesaikan akuisisi 72% saham milik Nusantara Resources Limited (Nusantara), pengelola tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui anak usahanya, PT Indika Mineral Investindo (IMI).
Pengambilalihan saham tersebut dilakukan melalui mekanisme Scheme of Arrangement. Transaksi ini merupakan bagian dari langkah strategis Indika Energy untuk meningkatkan eksposur di sektor pertambangan emas dan memperkuat diversifikasi bisnis perusahaan.
Penyelesaian transaksi ini telah mendapatkan persetujuan pemegang saham Nusantara pada rapat umum pemegang saham pada tanggal 22 September 2021 dan persetujuan pengadilan di Australia pada tanggal 24 September 2021.
Total nilai transaksi ini adalah sebesar AU$ 58,8 juta atau setara dengan US$ 42,7 juta (Rp 609 miliar dengan kurs Rp 14.250 per US$ untuk sekitar 72% saham di Nusantara.
0 comments:
Post a Comment