Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia melakukan aksi private placement dengan tujuan mendapatkan modal tambahan tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED).
Penerbitan saham baru yang dilakukan dengan tujuan untuk menghimpun dana-dana segar sebagai upaya pembiayaan ataupun penambahan modal untuk perusahaan.
Private placement juga memungkinkan perusahaan untuk menarik investor institusi dan juga ritel yang enggan berinvestasi karena alasan pasar yang tidak menarik atau sesuai dengan tren.
Berikut beberapa emiten yang melakukan aksi korporasi Private Placement sejak awal 2023 hingga saat ini.
1. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)
BIPI melakukan penambahahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan saham baru seri A sebanyak 3 miliar lembar dengan nominal Rp 100 per saham.
Tanggal pelaksanaan PMTHMETD pada 5 Mei 2023 dan pencatatan saham baru pada Bursa Efek Indonesia pada 9 Mei 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Rabu (10/5), PT Indotambang Perkasa mengambil bagian dalam private placement saham Seri A BIPI dengan harga pelaksanaan Rp 132 per saham dan total pembelian sebesar Rp 396 miliar.
Dana hasil dari private placement akan BIPI gunakan untuk kebutuhan modal kerja antara lain untuk biaya operasional, pengembangan dan ekspansi usaha melalui penyertaan modal, akuisisi, dan kerjasama pada proyek-proyek potensial.
2. PT MNC Energy Investment Tbk (IATA)
Emiten batu bara lainnya yakni PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) berencana menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Dalam private placement, perseroan sebanyak-banyaknya sejumlah 2,52 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
PMTHMETD akan dilaksanakan dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak 16 Juni 2023. Di mana perseroan menyelenggarakan RUPSLB yang menyetujui PMTHMETD tersebut yaitu sampai dengan 16 Juni 2025.
Dana yang diperoleh dari PMTHMETD, setelah dikurangi dengan biaya¬biaya terkait PMTHMETD, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan keuangan perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada cadangan peningkatan modal kerja perseroan.
3. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)
Salah satu emiten di sektor teknologi juga akan melakukan private placement. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) akan melakukan PMTHETD atau private placement dalam rangka melaksanakan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).
Tujuan BELI melaksanakan program MESOP ini adalah memberikan penghargaan dan insentif terhadap kontribusi peserta program tersebut supaya bisa memacu kinerja dalam mencapai target perseroan. Selain itu, untuk meningkatkan rasa memiliki, motivasi, dan loyalitas supaya kinerja perusahaan semakin membaik.
BELI akan mengeluarkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.000.000.000 (empat miliar) lembar saham atau setara dengan 3,38% dari modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan.
Rencana private placement ini masih memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham independen perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Juni 2023 mendatang.
4. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS)
Salah satu emiten di sektor barang baku PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) bakal menawarkan private placement 607.521.388 helai alias 607,51 juta lembar. Saham baru itu dibekali nilai nominal Rp100 per lembar. Aksi tersebut untuk konversi utang dengan harga pelaksanaan Rp320 per lembar.
Pelaksanaan private placement akan meningkatkan jumlah ekuitas menjadi USD25,20 juta, dan menurunkan rasio utang terhadap ekuitas akan meningkatkan fleksibilitas dalam mencari pembiayaan baru di masa mendatang.
Private placement tersebut sebagai penyelesaian pinjaman kepada para kreditur baru. Berdasar laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2022, jumlah terutang perseroan kepada kreditur baru USD19,95 juta setara Rp313,96 miliar dengan nilai tukar Rp15.731. Utang tersebut terdiri dari utang pokok USD12,35 juta setara Rp194,40 miliar pada nilai tukar Rp15.731, bunga dan denda USD7,60 juta setara Rp119,56 miliar pada nilai tukar Rp15.731.
Pihak perseroan dan kreditur telah menyepakati surat kesepakatan, jika utang perseroan sebesar USD12,35 juta setara Rp194,40 miliar akan dikonversi menjadi saham baru melalui private placement berdasar harga konversi yakni Rp320 per lembar.
5. PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)
Guna memperkuat struktur modal dan pelunasan kredit perseroan, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) berencana menggelar Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan 393 juta saham baru.
Nilai saham baru yang akan diterbitkan oleh BALI ini adalah Rp20, sehingga total nilai private placement sebesar Rp113.438.965.000 untuk 393.459.250 yang diterbitkan. Jumlah tersebut setara dengan 9,09091% dari modal yang disetorkan perseroan.
Dana yang diperoleh dari PMTHMETD setelah dikurangi biaya-biaya rencananya akan digunakan Perseroan untuk pelunasan lebih awal sebagian atau seluruh dari pinjaman Perseroan dan pendanaan untuk belanja modal, menambah modal kerja dan/atau pengembangan usaha termasuk penambahan aset apabila diperlukan untuk Perseroan.
6. PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS)
Emiten penyedia self-kiosk digital PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) berencana melakukan private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
MCAS berencana untuk melakukan private placement sebanyak-banyaknya sebesar 86,79 juta saham Perseroan atau 10,0% dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.
Nilai nominal saham Perseroan yang telah dikeluarkan, yaitu Rp100 per saham.
Dengan aksi private placement, manajemen M Cash berharap perseroan akan mendapat dana tambahan untuk keperluan investasi dan modal kerja guna mendukung perkembangan kegiatan usaha. Aksi ini juga diharap dapat memperkuat struktur permodalan dan keuangan.
7. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB)
Emiten pemilik lisensi sejumlah waralaba asing seperti Starbucks dan Krispy Kreme yakni PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) akan menerbitkan 217,09 juta lembar saham baru dengan skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Seluruh saham yang akan diterbitkan oleh MAPB setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp100 per lembar.
Aksi korporasi tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan struktur permodalan perseroan. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk pemenuhan syarat free float paling sedikit 50 juta lembar saham dan 7,5% dari jumlah saham beredar perseroan.
0 comments:
Post a Comment