Jakarta, CNBC Indonesia - Hindenburg Research yang dikenal sebagai investor short-selling (jual kosong) perusahaan besar kembali beraksi. Kali ini, laporan kritis Hindenburg atas Icahn Enterprises LP (IEP) membuat harga saham perusahaan milik investor aktivis Carl Icahn tersebut anjlok 20%.
Hal tersebut membuat kekayaan Icahn terhapus US$10 miliar atau setara dengan Rp147,13 triliun pada Selasa.
Dalam laporannya, Hindenburg menuduh Icahn menggunakan struktur ekonomi mirip skema ponzi di perusahaan investasinya.
Praktis, laporan Hindenburg memicu perselisihan antara pendiri perusahaan, Nathan Anderson, dan bos IEP Icahn, yang masing-masing dikenal gemar memblejeti kelakuan para eksekutif perusahaan dengan tuduhan penyimpangan dan ketidakmampuan.
"Kami pikir Icahn, seorang legenda Wall Street, telah membuat kesalahan klasik dengan mengambil terlalu banyak leverage (pengungkit) dalam menghadapi kerugian yang berkelanjutan," tweet Hindenburg Selasa (2/5), dikutip Wall Street Journal (WSJ).
Dalam sebuah pernyataan, Icahn Enterprises mengatakan yakin laporan Hindenburg dibuat untuk kepentingan sendiri dengan mengorbankan pemegang unit perusahaan. Perusahaan mengatakan bakal ada pengungkapan publik nantinya dan percaya kinerja perusahaan akan berbicara sendiri.
Hindenburg, yang berbasis di New York, mengatakan dalam laporannya bahwa Icahn Enterprises diperdagangkan dengan valuasi premium dibandingkan perusahaan sejenis (peers), lantaran ditopang oleh penggelembungan valuasi investasinya.
IEP memiliki nilai pasar US$18 miliar (Rp264,83 triliun) pada penutupan Senin lalu.
Sebagai perusahaan short-selling, Hindenburg memperoleh keuntungan dari taruhan yang ia pasang terhadap perusahaan dan menerbitkan laporan penelitiannya dengan harapan dapat mempengaruhi pasar untuk menurunkan harga saham perusahaan tersebut.
Hindenburg mulai dikenal setelah berhasil menarik perhatian publik dengan taruhannya terhadap perusahaan truk hidrogen, Nikola.
Awal tahun ini, perusahaan ini menargetkan Adani Group, sebuah konglomerat India yang kehilangan sekitar US$110 miliar setelah laporan Hindenburg terbit. Adani Group membantah tuduhan tidak benar dari Hindenburg mengenai sahamnya.
Nikola mengakui bahwa beberapa tuduhan Hindenburg benar, tetapi membantah tuduhan bahwa perusahaannya adalah penipuan.
Mr. Icahn adalah seorang investor aktivis legendaris yang membeli saham di perusahaan dan mengajak perubahan agar harga saham perusahaan tersebut naik.
Selama karirnya, dia kerap mengkritik CEO dan dewan direksi perusahaan dan berfokus pada meningkatkan laba untuk pemegang saham. Kritik-kritik yang ia lontarkan dan posisi di saham Dell Technologies, Herbalife Nutrition, dan Illumina telah membantunya mengumpulkan kekayaan senilai lebih dari US$16 miliar.
Banyak dari kekayaannya terikat pada Icahn Enterprises di mana Mr. Icahn mengontrol 85% saham.
Selain keluarga Icahn, mengutip data FactSet, Icahn Enterprises dimiliki terutama oleh investor individu.
Hindenburg menggunakan strategi serupa dengan taruhan mereka terhadap konglomerat Adani awal tahun ini.
Mereka memegang posisi jual (short) pada perusahaan yang sahamnya sebagian besar dikuasai oleh keluarga Adani tersebut.
Dalam kasus Adani, laporan Hindenburg memicu penjualan oleh investor luar, tetapi sedikit yang siap membeli sehingga harga saham jatuh. Hal ini meningkatkan risiko margin call untuk keluarga Adani, yang akhirnya mengirim saham ke arah penurunan yang lebih dalam.
CNBC INDONESIA RESEARCH
0 comments:
Post a Comment