Foto: ist
Pencapaian tersebut setara 41% dan 38% dari perkiraan Mandiri Sekuritas dan konsensus. Perusahaan membukukan pendapatan kuartal III 2022 yang lebih lemah, yakni Rp 4,4 triliun (-6,4% QoQ, -6,7% YoY), ditambah dengan margin operasi yang lebih rendah sebesar 80 bps QoQ. PT BESTPROFIT
BEST PROFITSementara pendapatan joint venture (JV) juga turun -37,7% YoY, dan PTPP membukukan beban bunga yang lebih tinggi sebesar +7,8% YoY, serta net gearing sedikit beringsut hingga 115% (Jun-2022: 110%).
Selanjutnya, laba inti 3Q22 dan 9M22 mencapai Rp 110,5 miliar serta Rp 249,8 miliar (3Q21/9M21: Rp72,7 miliar/Rp 134,5 miliar), menyiratkan perbaikan dalam bisnis intinya.
Perusahaan membukukan pendapatan 3Q22 yang lebih lemah sebesar Rp 4,4 triliun (-6,4% QoQ, -6,7% YoY), menghasilkan pendapatan 9M22 sebesar Rp 13,4 triliun
(+20,1% YoY), menyumbang 63% serta 70% dari proyeksi Mandiri Sekuritas dan estimasi konsensus. Pendapatan 3Q22 yang lebih lemah di QOQ dan YoY
cukup mengejutkan, mengingat prioritas historis peningkatan pendapatan yang kuat di semester kedua. PT BESTPROFIT FUTURES
Di sisi lain, EBIT 3Q dan 9M22 masih sejalan, meskipun margin EBIT turun 100 bps YoY. EBIT 3Q22 mencapai Rp 501,6 miliar (-12,8% QoQ, -14,4% YoY), menyumbang 73% dan 77% dari estimasi Mandiri Sekuritas serta konsensus. Namun, margin EBIT 3Q22 adalah 11,3%, turun 80 bps QoQ dan 100 bps YoY didukung oleh harga bahan baku yang lebih tinggi.
Pendapatan JV 3Q22 adalah Rp 75,4 miliar (+0,2% QoQ, -31,3% YoY), dengan pendapatan JV 9M22 di Rp 212,8 miliar (-37,7% YoY).
"Kami melihat bahwa pendapatan JV yang lebih rendah karena tidak ada pemesanan dari proyek kilang minyak Pertamina di Balikpapan yang dulunya merupakan kontributor utama pendapatan JV," ungkap Farah Rahmi Oktaviani, Analis Mandiri Sekuritas, seperti dikutip dari risetnya Rabu (9/11/2022).
Kontributor utama pendapatan JV pada 9M22 berasal dari Bandara Internasional Kediri, sebesar Rp 42,8 triliun, meskipun mengalami perlambatan sebesar -32,7% YoY. Sementara utang bersih PTPP terus meningkat menjadi Rp 16,9 triliun (Jun-2022: Rp16,0 triliun), sehingga net gearing menjadi 115% (Jun-2022: 110%; Sep-2021: 98%), seiring dengan meningkatnya beban bunga pada periode tersebut.
Sedangkan posisi persediaan PTPP tetap tinggi di Rp10,6 triliun (9M21: Rp8 triliun), sebagian besar dari segmen properti di bawah PPRO.
"Kami memiliki peringkat Netral. PTPP membukukan kontrak baru 9M22 sebesar Rp 16,6 triliun (+23% YoY, atau 54% dari target FY22). Di antara kontraktor, PTPP membukukan kontrak baru tertinggi dari proyek ibu kota baru (IKN), karena mendapatkan 6 proyek total Rp2,9 triliun," tutup Farah.
Mandiri Sekuritas memasang target harga Rp 1.050 per saham untuk PTPP, dengan memperhatikan risiko pada neraca keuangan yang melemah hingga nilai kontrak baru yang kemungkinan lebih rendah dari perkiraan. Jakarta, CNBC Indonesia
0 comments:
Post a Comment