Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) hingga perdagangan sesi I Senin (17/4/2023), dikala Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah.
Hingga pukul 12:00 WIB, setidaknya ada 16 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Singaraja Putra | SINI | 1.750 | -6,91% |
Telefast Indonesia | TFAS | 3.640 | -6,91% |
IndoSterling Technomedia | TECH | 244 | -6,87% |
Nippon Indosari Corpindo | ROTI | 1.505 | -6,81% |
Surya Esa Perkasa | ESSA | 700 | -6,67% |
Personel Alih Daya | PADA | 154 | -6,67% |
Mitra Pack | PTMP | 169 | -6,63% |
Indo Straits | PTIS | 424 | -6,61% |
Voksel Electric | VOKS | 198 | -6,60% |
Millenium Pharmacon International | SDPC | 185 | -6,57% |
Sumber Global Energy | SGER | 398 | -6,57% |
Multi Makmur Lemindo | PIPA | 157 | -6,55% |
Mahaka Radio Integra | MARI | 72 | -6,49% |
Kirana Megatara | KMTR | 262 | -6,43% |
Saptausaha Gemilangindah | SAGE | 266 | -6,34% |
Hatten Bali | WINE | 525 | -6,25% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten akomodasi yakni PT Singaraja Putra Tbk (SINI) menjadi saham yang paling parah koreksinya hingga akhir sesi I hari ini yakni mencapai 6,91% ke posisi Rp 1.750/saham. Saham PTIS juga sudah menyentuh ARB.
Selain itu, beberapa saham IPO 2023 juga terpantau masuk ke jajaran saham ARB hari ini, seperti saham PT Mitra Pack Tbk (PTMP), saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA), saham PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE), dan saham PT Hatten Bali Tbk (WINE).
Hingga akhir sesi I hari ini, IHSG melemah 0,63% ke posisi 6.775,894. IHSG masih mampu bertahan di level psikologis 6.700.
Perdagangan pasar saham di Indonesia yang hanya berlangsung selama dua hari pada pekan ini menjelang lebaran membuat suasananya cenderung sepi, sehingga pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga masih cenderung sideways, meski terlihat terkoreksi.
Selain itu, koreksi IHSG juga mengikuti pergerakan bursa global seperti Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu dan bursa Asia-Pasifik pada hari ini.
Investor masih cenderung khawatir bahwa data ekonomi dan tenaga kerja yang telah dirilis pekan lalu masih menunjukkan beragam.
Sejumlah data ekonomi AS seperti penjualan ritel, produksi industri dan sentimen konsumen pun masih bervariasi dan memperkuat harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga 25 basis poin (bp) lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan.
Ekspektasi tersebut digarisbawahi oleh Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan kenaikan bunga 25 bp dapat memungkinkan The Fed untuk mengakhiri siklus pengetatannya.
Namun, para investor saat ini tetap bertaruh bahwa The Fed bakal mengambil jalur dovish, dengan pemangkasan suku bunga diproyeksikan dimulai musim panas nanti.
Di lain sisi, para investor akan menunggu efek kick off musim laporan laba (earnings season) perusahaan AS terhadap Wall Street dan bursa global.
Sebagian investor percaya musim laporan keuangan perusahaan AS, terutama perbankan kakap, yang solid bisa menjadi pendongkrak saham.
Wajar saja, sektor perbankan menjadi sorotan usai kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) cs dan kasus merger raksasa bank Swiss Credit Suisse ke UBS pada Maret lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
0 comments:
Post a Comment