Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga emas Antam Jumat (23/2/23) naik tipis. Harga emas di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung ukuran 1-gram terpantau naik Rp 1.000 menjadi Rp 1.016.000 per batang.
Kenaikan ini menjadi kabar gembira setelah harga emas Antam tumbang selama dua hari beruntun dengan pelemahan mencapai Rp 8.000.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam ditetapkan Rp 901 ribu per gram. Harga tersebut juga melandai Rp 1.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.
Kenaikan harga emas Antam hari ini bertolak belakang dengan harga emas dunia. Harga emas terus menurun selama empat hari berturut-turut.
Harga emas mencapai titik terendah sejak 29 Desember 2022 pada Kamis (23/2/2023), ditutup di US$ 1.822,64 per troy ons. Namun, harga emas sedikit membaik pada pagi hari Jumat (24/2/2023), ada di posisi US$ 1.822,96 per troy ons.
Selain itu, penguatan emas antam juga terjadi saat rupiah menguat. Melansir data Refinitiv, kemarin,rupiah sukses menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) berakhir di Rp 15.185/US$ atau menguat tipis 0,1%.
Menurut laporan Bloomberg Intelligence pada Maret ini, emas memiliki kesempatan terbaik untuk mencapai harga $2.000 per ons pada tahun ini jika ekonomi AS jatuh ke dalam resesi yang disebabkan oleh sikap Federal Reserve yang semakin agresif.
Para analis tidak sepenuhnya meyakini bahwa indikator ekonomi yang kuat pada awal tahun cukup meyakinkan untuk menolak adanya resesi.
Kekhawatiran terhadap suku bunga yang tinggi dan kebijakan The Fed membuat pasar terpengaruh. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa emas masih dalam pasar bullish yang kuat meski harga turun pada Februari lalu.
Menurut para ahli, jika resesi terjadi, emas masih akan menjadi aset yang paling menguntungkan di tahun 2023. Akan tetapi, Bloomberg Intelligence mengungkapkan bahwa skenario tersebut sangat tidak mungkin karena The Fed masih berkomitmen untuk tetap agresif.
CNBC INDONESIA RESEARCH
0 comments:
Post a Comment