Gedung Bank BNI Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan big cap yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terpantau ambles lebih dari 3% pada perdagangan sesi II Senin (19/12/2022).
Dari pergerakan sahamnya, BBNI terpantau ambles 3,06% ke posisi harga Rp 9.500/saham per pukul 14:44 WIB.
Koreksi saham BBNI sepertinya terjadi karena investor melakukan aksi ambil untung (profit taking). Di lain sisi, investor juga melepas saham BBNI karena mereka menanti keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI).
Baca: Perhatian! Blue Chip Kasih Sinyal Window Dressing Dimulai
Pada Kamis pekan ini, BI akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya. Konsensus analis Trading Economics memprediksikan bahwa BI akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) dan mengirim tingkat suku bunga BI menjadi 5,5%.
BI yang diprediksi akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya juga mengikuti langkah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang telah memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.
Pada pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bp menjadi menjadi kisaran 4,25% - 4,5%. Kenaikan ini sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Dengan ini, maka The Fed sudah menaikkan suku bunga acuannya hingga 425 bp sepanjang tahun ini. Sebelum pertemuan terakhir, The Fed sempat menaikkan suku bunga acuannya hingga 75 bp dalam empat kali beruntun.
Di lain sisi, amblesnya saham BBNI juga terjadi di tengah sikap investor yang menanti momentum window dressing, di mana saham perbankan besar biasanya berkinerja baik di akhir tahun.
Dari orderbook-nya, tercatat sudah ada 217.030 lot transaksi saham BBNI hingga pukul 14:44 WIB. Dari posisi order jual atau offer, tercatat sudah ada 2.487 lot antrian di harga Rp 9.500/unit. Sedangkan di posisi order beli atau bid, sudah ada 4.662 lot antrian di harga Rp 9.475/unit.
0 comments:
Post a Comment