Home » , , , , , , , , , » olisi Bangladesh Tangkap 172 Pengungsi Rohingya Setelah Penembakan Tokoh Masyarakat

olisi Bangladesh Tangkap 172 Pengungsi Rohingya Setelah Penembakan Tokoh Masyarakat

 Polisi Bangladesh Tangkap 172 Pengungsi Rohingya Setelah Penembakan Tokoh Masyarakat

Kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh terpapar Covid-19. ©SUZAUDDIN RUBEL/AFP

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI  - Kepolisian Bangladesh menangkap 172 orang Rohingya beberapa pekan terakhir setelah tindakan keras yang dipicu pembunuhan brutal seorang pemimpin komunitas terkemuka, seperti disampaikan kepolisian pada Senin (1/11).

Mohib Ullah ditembak mati pada akhir September di sebuah kamp pengungsi dekat kota pelabuhan Cox's Bazar, di sebuah wilayah yang menampung lebih dari 700.000 anggota minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan yang melarikan diri dari penumpasan militer 2017 di Myanmar. PT BESTPROFIT


Guru berusia 48 tahun itu muncul sebagai advokat yang disegani bagi masyarakat tetapi beberapa pekan sebelum pembunuhannya, dia menjadi sasaran ancaman pembunuhan dari kelompok militan Tentara Penyelamatan Arakan Rohingya (ARSA).

Komandan elit Batalyon Kepolisian Bersenjata (APB), Naimul Haque mengatakan, di antara mereka yang ditangkap, 10 orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu. BEST PROFIT


"Perjuangan kami melawan para penjahat di kamp-kamp akan terus berlanjut," ujarnya, dikutip dari laman Bangkok Post, Selasa (2/11).

Sementara itu, 114 orang lainnya yang ditangkap menyatakan diri mereka sebagai anggota ARSA.

Bangladesh menyangkal pemberontak beroperasi di kamp-kamp pengungsi, sebaliknya mengklaim penjahat yang terlibat dalam kekerasan bersenjata dan perdagangan narkoba menggunakan nama kelompok untuk memperdagangkan reputasi mereka. BESTPROFIT


Tetapi keluarga dan rekan Mohib Ullah menyalahkan kelompok itu atas pembunuhannya dan tuduhan ini dibantah ARSA.

Polisi juga telah merelokasi lebih dari 70 orang, termasuk keluarga pemimpin yang terbunuh dan kerabat tujuh orang yang ditembak mati bulan lalu dalam serangan terhadap sebuah sekolah Islam -- serangan lain yang diduga dilakukan oleh para militan.

"Semua keluarga korban ketakutan setelah insiden ini," jelas perwira senior Kamran Hossain kepada AFP.

Nurul Islam, seorang pengungsi Rohingya yang putranya tewas dalam serangan sekolah, mengatakan keluarganya merasa sangat takut untuk tetap berada di kamp.

"Semua orang Rohingya tidak aman dari ARSA," jelasnya kepada AFP melalui telepon.

"Mereka ingin membunuh kami, mereka menginginkan ketidakstabilan." PT BESTPROFIT FUTURES

BPF

Badan pengungsi PBB mengatakan telah membantu merelokasi kelompok itu ke lokasi yang lebih aman.

Reporter Magang: Ramel Maulynda Rachma [pan]

Sumber :Merdeka.com

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BPFJAMBI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger