Foto: Infografis/Dari China Sampai Afrika, Ini 21 Negara Pemberi Utang RI/Arie Pratama
PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Pemerintah dinilai saat ini tengah terjebak dengan utang yang tinggi. Per akhir Juni, utang pemerintah tercatat Rp 6.554,56 triliun, setara dengan 41,35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Bagaimana cara pemerintah membayarnya?
Ekonom Indef M. Rizal Taufikurahman menjelaskan desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menunjukkan belanja pemerintah saat ini masih belum produktif. Padahal sebagian dari belanja dipenuhi oleh utang. BEST PROFIT
"Risiko yang paling perlu dicarikan solusinya adalah bagaimana produktivitas utang itu, itu yang penting. Alokasi atau belanja," jelasnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom secara virtual, dikutip Senin (30/8/2021).
Produktivitas belanja adalah upaya agar ekonomi bisa kembali berputar. Sehingga bisa ikut mendorong penerimaan negara yang digunakan kembali untuk membayar utang di masa depan. BESTPROFIT
Ini juga bisa mendorong penciptaan lapangan kerja dan menambah pendapatan masyarakat. "Produktivitas jadi urgent untuk program apa aja," terangnya.Misalnya dalam pembangunan infrastruktur utama atau pendukung. Efeknya akan terlihat pada peningkatan investasi dan sektor lain yang berkaitan dengan investasi tersebut.
Utang tidak seharusnya diperuntukkan untuk belanja rutin. Misalnya pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau perjalanan dinas. PT BESTPROFIT FUTURES
BPF"Justru utang itu dialokasikan untuk memberikan multiplier effect dan long run. Karena sustainability itu yang kemudian menjadi terjamin sektor yang memberikan multiplier efek dan fiskal sendiri," papar Taufik.
Sumber :Jakarta, CNBC Indonesia


0 comments:
Post a Comment