Foto: Di luar suite pemilik adalah teras dan kolam renang tanpa batas. (Luis Travieso via CNBC.com)
Dampak pandemi memang membuat banyak orang butuh uang, sampai harus menjual aset berharga seperti rumah.
PT BESTPROFITFenomena ini diakui oleh asosiasi broker di DKI Jakarta, hingga pengamat properti, termasuk oleh pelaku broker di lapangan. Mereka yang sangat mengetahui kondisi bahwa pasar rumah seken di kawasan elite sedang 'banjir' pasokan.
"Sekarang pilihan banyak, banyak yang mau jual, dimana-mana orang mau jual, harga akan koreksi," kata Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis kepada CNBC Indonesia. BEST PROFIT
"Koreksi harga bisa mencapai 50% di beberapa titik, tapi tidak menyeluruh. Kalau sampai menyeluruh pasar properti bisa crash," kata Ali.CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan fenomena maraknya penjualan rumah mewah di DKI Jakarta sudah terjadi semenjak semester kedua tahun 2020 lalu. Hal ini membuat harga rumah mewah bekas semakin menurun di beberapa titik, khususnya di kawasan Pondok Indah, Kelapa Gadung, dan Pluit.
Hal ihwal tren karena pandemi membuat banyak orang butuh uang termasuk kelas atas, sehingga jumlah penawaran makin banyak dan harga pun drop apalagi sudah over price. BESTPROFIT
Broker C21 United Evert Niel menyebutkan bahwa beberapa titik di kawasan Menteng harga tanah hampir mencapai Rp 100 juta/m2 bahkan lebih. Utamanya di beberapa kawasan yang strategis menuju pusat perbelanjaan.Harga Menteng Sampai Kemang 'Jatuh'
"Menteng kalau tarik ke jalur Sudirman lebih mahal ke arah-arah Grand Indonesia. Kalau mundur ke arah Manggarai mulai-mulai turun. Paling tinggi Menteng-Menteng daerah situ. Ada yang Rp 80 juta/m. Bukan saya, tapi teman jual di Jalan Plaju dekat Tosari. Itu Rp 80 juta open-nya, rumah masih bagus," kata Niel. PT BESTPROFIT FUTURES
"Pondok Indah Rp 20 juta sampai Rp 30 juta/m2 masih ada, tergantung lokasi jadi variatif," jelasnya.Sementara itu di kawasan Pondok Indah, harga tanah di sini termasuk mahal jika dibandingkan wilayah lain di Jakarta. Namun jika pembanding dengan Menteng, kecenderungannya masih kalah, terutama di titik-titik strategis.
Sementara itu broker Hunian Idaman Jakarta, Usmar Usman mencontohkan bahwa rumah di kawasan Kemang dan Prapanca Jakarta Selatan juga mengalami penurunan tajam, misalnya dari harga Rp 20-30 miliar, mengalami penurunan tajam.
"Kisaran rata-rata 10%-20%. Mungkin bisa turun Rp 5 miliar masih make sense," sebutnya.
Ia menegaskan bahwa penurunan harga tergantung pada pemilik yang menjual. Jika pemilik rumah tidak begitu membutuhkan uang cash, maka penjualan bakal lebih santai dan menunggu penawaran pas datang. Kondisi berbeda jika sedang butuh uang, maka harga bisa 'dibanting'. BPF
Sumber : Jakarta, CNBC Indonesia


0 comments:
Post a Comment