Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Asing Ketahuan Borong Saham Dua Konglomerat Ini

 

Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai sempat memutus tren penguatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bangkit. Indeks ditutup menguat 0,33% ke posisi 6.905,64 pada Rabu (26/6/2024).

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan kemarin mencapai Rp 9,42 triliun dengan melibatkan 13,34 miliar unit saham yang diperdagangkan sebanyak 772.065 kali. Sebanyak 294 saham terapresiasi, 246 saham terdepresiasi, dan 249 saham cenderung stabil.

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp313,96 miliar di seluruh pasar. Rinciannya, sebesar Rp260,77 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp53,19 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Tercatat dalam perdagangan kemarin, saham AMMN yang terafiliasi dengan grup Salim menjadi incaran asing. Saham yang belum lama ini melaporkan transaksi crossing duduk di peringkat teratas net buy asing. Selanjutnya dalam daftar 10 besar net buy asing juga ada emiten Prajogo Pangestu (TPIA), BRIS, ASII, dan juga INKP. 

Selengkapnya berikut saham dengan net buy asing terbesar pada perdagangan kemarin, Rabu (27/6/2024):

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) - Rp38,4 miliar
  • PT Astra International Tbk. (ASII) - Rp35,4 miliar
  • PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) - Rp33,1 miliar
  • PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) - Rp17,3 miliar
  • PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) - Rp14,7 miliar
  • PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) - Rp13,9 miliar
  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) - Rp9,8 miliar
  • PT Clipan Finance Indonesia Tbk. (CFIN) - Rp7,5 miliar
  • PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) - Rp7,3 miliar
  • PT Indosat Tbk. (ISAT) - Rp7,2 miliar
Saksikan video di bawah ini:

BCA Mobile dan myBCA Error, Nasabah Ngeluh Gak Bisa War Ticket

 Ilustrasi Bank BCA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Ilustrasi Bank BCA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan aplikasi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), BCA Mobile dan myBCA terpantau error. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, para nasabah bank swasta terbesar RI itu tidak bisa melakukan transaksi sejak sekitar pukul 9.30 WIB, Rabu (26/6/2024).

Para nasabah mengalami hal yang sama, yakni indikator sinyal di BCA Mobile terus berwarna merah atau biru. Diketahui, untuk dapat bertransaksi, perlu indikator sinyal warna hijau yang menandakan jaringan tersedia untuk bertransaksi.

Netizen pun langsung ramai mengeluhkan kendala tersebut di media sosial. Mereka meminta penjelasan dari HaloBCA, yakni layanan bantuan dari BCA.

"BCA Mobile error lagi? @HaloBCA Saya nggak bisa lakukan transaksi karena lampu indikatornya biru terus," kata @mel***fs_ di X, pada pukul 10.03 WIB.

"Hai admin @HaloBCA aplikasi bca mobile lagi eror kah? Lampu indikator biru terus dan sering log out sendiri," kata @mer****** pada pukul 09.50 WIB

Tidak hanya itu, myBCA juga dikeluhkan tidak bisa digunakan. Bahkan, aplikasi tersebut terpantau sulit untuk dibuka.

"Punten @HaloBCA ini myBCA gabisa dipake transaksi, QRIS failed, transfer force close, terus yang mBCA lampunya biru terus," cuit @r***mr_ pada pukul 10.25 WIB.

"mbca error...mybca lemot..." keluh @ek***anta pada pukul 10.35 WIB.

Beberapa netizen juga terpantau mengeluh karena mereka hendak "war ticket" atau membeli tiket konser dengan cepat sebelum habis. Yakni, konser eaJ, penyanyi asal Korea Selatan yang akan dimulai pukul 12.00 WIB.


"@HaloBCA MIN TOLONGG MBANKINGNYA EROR KAMI MAU WAR TIKET" ujar @peab**mo*** pukul 10.43 WIB.

"bca eror tolong mau war tiket," keluh @*****shyn pada pukul 10.52 WIB.

CNBC Indonesia telah menghubungi EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn terkait hal ini, dan belum memberikan tanggapan.

Sementara itu, Halo BCA melalui X mengatakan saat ini kendala tersebut sedang dalam proses pengecekan. Para nasabah disarankan untuk menunggu dan mencoba lagi secara berkala.

Jika Dolar Tembus Rp 20.000, Begini Nasib RI

 Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Ekonom senior yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengingatkan agar pemerintah, Bank Indonesia dan pihak berwenang lainnya untuk ekstra hati-hati dalam mengawal rupiah.

Menurut Telisa, jika tembus Rp 17.000/US$ kerugian ekonominya akan lebih besar dihadapi masyarakat Indonesia, meski tak sampai menyebabkan krisis moneter sebagaimana saat 1997-1998.

"Dulu kan overshoot-nya dari Rp 5.000 ke Rp 17.000, kalau sekarang kan dari Rp 14.000 lah ke Rp 17.000, jadi belum krisis. Krisis itu mungkin kalau Rp 20.000 lah udah itu baru," tegasnya kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (24/6/2024).

Terlepas dari level tersebut, Telisa mewanti-wanti pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah tembus di level Rp 16.500/US$. DEMO BESTPROFIT

Dia mengatakan, bila level psikologis itu tertembus dari saat ini di kisaran atas Rp 16.400/US$ akan terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari yang sudah bermunculan saat ini, sehingga sulit dijinakkan dan berpotensi merosot sampai Rp 17.000/US$.

"Jadi, kalau ditanya sampai berapa ya Probability ke Rp 17.000/US$ sih ada ya. Nanti habis 17.000 mungkin ada equilibrium baru," kata Telisa.

Dalam rapat kerja dengan Bank Indonesia (BI) kemarin, Senin (24/6/2024), Anggota Komisi XI dari Fraksi PDIP Eriko Sotarduga mengaku heran dengan tekanan terhadap nilai tukar rupiah yang terjadi belakangan ini. Menurut dia, tekanan terhadap rupiah belakangan ini tidak bisa dianggap biasa-biasa saja.

"Ke depan evaluasi harus lebih sering, kalau jaman Covid-19 kita rapat dengan BI seminggu sekali, mungkin ke depan bisa sebulan sekali, ini tidak bisa dianggap biasa-biasa saja," katanya, dikutip Selasa (25/6/2024).

"Gimana kalau sampai Rp 17.000, sampai Rp 18.000, atau Rp 20.000, itu skenario ada yang harus dilakukan, Bu Destry dan kawan-kawan sangat berpengalaman, apa langkah yang akan dilakukan dalam situasi pemerintahan yang akan berakhir dan pada transisi pemerintahan," ujarnya.

Apa yang Terjadi Jika Dolar Tembus ke Rp 17.000?

 Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Penukaran uang di tempat penukaran uang atau Money Changer Tri Tunggal kawasan Blok M Plaza, Jakarta, Senin, (1/4/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Telisa Aulia Falianty mengingatkan pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah tembus di level Rp 16.500/US$.

Dia mengatakan, bila level psikologis itu tertembus dari saat ini di kisaran atas Rp 16.400/US$ akan terus mengakumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan dari yang sudah bermunculan saat ini, sehingga sulit dijinakkan dan berpotensi merosot sampai Rp 17.000/US$.


"Jadi, kalau ditanya sampai berapa ya Probability ke Rp 17.000/US$ sih ada ya. Nanti habis 17.000 mungkin ada equilibrium baru," kata Telisa kepada CNBC Indonesia dikutip Senin (24/6/2024).


Telisa mengatakan, level rupiah saat ini yang terus bergerak ke atas Rp 16.400/US$ juga sebetulnya merupakan hasil dari akumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan. Mulai dari akibat penurunan peringkat saham RI oleh Morgan Stanley, heboh protes skema Full Periodic Call Auction (FCA) di bursa efek, hingga laporan media asing soal potensi pelebaran defisit atau rasio utang APBN 2025.


"Itu fatal banget, narasi itu fatal. Karena dari berbagai lembaga rating ingetin Indonesia itu fiskal enggak boleh terlalu tinggi, karena kita enggak sama dengan negara maju yang tax rationya tinggi. mereka 50% dari PDB tapi tax rasio udah tinggi," tegas Telisa.


Baca: Sri Mulyani-Tim Prabowo Duduk Bareng Pagi Ini, Beberkan Isi APBN 2025

Selain itu, ada sentimen negatif juga yang menyoroti secara khusus potensi balik kembali defisit neraca perdagangan Indonesia yang saat ini trennya masih surplus. Terutama karena tren commodity boom telah berakhir, tercermin juga dari merosotnya penerimaan pajak yang mulai loyo akibat masalah normalisasi harga-harga komoditas.


"Nah, jadi makanya kekhawatiran investornya terus terjadi. Makanya rupiah jadi overshoot ke 16.500, terus dengan juga ditambah The Fed masih belum pasti (menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate)," ujar Telisa.


Ia menegaskan, pelemahan rupiah itu tentu harus segera diantisipasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI), sebab jika tembus Rp 17.000/US$ kerugian ekonominya akan lebih besar dihadapi masyarakat Indonesia, meski tak sampai menyebabkan krisis moneter sebagaimana saat 1997-1998.


"Dulu kan overshootnya dari Rp 5.000 ke Rp 17.000, kalau sekarang kan dari Rp 14.000 lah ke Rp 17.000, jadi belum krisis. Krisis itu mungkin kalau Rp 20.000 lah udah itu baru," tegasnya.


Baca: Ini Ucapan Sri Mulyani yang Bikin Menperin "Gerah" Bilang Begini

Adapun risiko yang akan dihadapi ekonomi Indonesia bila rupiah ke level Rp 17.000 menurut Telisa, yakni inflasi tahun ini akan naik menyebabkan daya beli masyarakat semakin melemah. Ujungnya ialah pertumbuhan ekonomi tak akan sampai pada target pemerintah di level 5,2%.


"Suku bunga kita mungkin naik, pertumbuhan kredit akan melambat. Tapi kita terbantu sedikit dari ekspor dan pariwisata biasanya kedua itu akan naik kalau depresiasi. Tapi manufaktur yang terpuruk yang bahan bakunya impor, jadi ada sektor yang hold ada yang gain, tapi overall kan negatif ya pelemahan rupiah yang terlalu dalam, jadi kita masih punya kekuatan sampai Rp 17.000," ucap Telisa.


Sementara itu, Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menanggap pelemahan rupiah yang dari sisi domestik dipicu pemberitaan dari salah satu kantor berita asing terkait kenaikan rasio utang memang sifatnya sementara.


Walaupun, sorotan pelaku pasar keuangan memang sudah lama tertuju pada kebijakan belanja pemerintah ke depannya, yang dikhawatirkan cenderung lebih ekspansif pada masa pemerintahan mendatang sehingga defisit cenderung meningkat tajam. Kekhawatiran ini juga terefleksi dari kenaikan yield obligasi 10 tahun sebesar 21 bps ke level 7,13%.


Baca: Haji Hingga Ekonomi AS Bikin Rupiah Tertekan, Dolar Naik ke Rp 16.290

"Mempertimbangkan bahwa perkembangan di pasar keuangan domestik saat ini dipengaruhi oleh faktor sentimen dari pasar keuangan global, oleh sebab itu tekanan pada nilai tukar rupiah dan pasar keuangan domestik diperkirakan akan cenderung sementara," ujar Josua.


Untuk mengantisipasi masalah itu, dia pun menyarankan solusi yang harus dilakukan pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas rupiah ke depan dan mampu kembali menguat. Untuk jangka pendek dari depresiasi rupiah adalah dengan BI terus melakukan intervensi di pasar valas.


Jangka menengah, BI perlu menggalakkan lagi kebijakan DHE dan terus melakukan pendalaman pasar keuangan Indonesia. Jangka panjangnya, diversifikasi ekspor agar tidak dominan komoditas yang harganya cenderung berfluktuasi, diversifikasi tujuan ekspor agar tidak terlalu bergantung pada pasar beberapa negara saja, serta diversifikasi impor agar kebutuhan input impor menurun.


"Juga meningkatkan peran industri pariwisata sebagai sumber penerimaan valas, dan terus meningkatkan FDI (foreign direct investment) akan ketergantungan pada 'hot money' atau investasi portofolio asing menurun," ungkap Josua.

BREN dan 5 Saham Lain Keluar dari Papan Pemantauan Khusus

 Barito Renewables Energy. (Dok: BNI Sekuritas) Foto: Barito Renewables Energy. (Dok: BNI Sekuritas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) berhasil keluar dari papan pemantauan khusus dan kembali ke papan utama. Artinya, saham BREN tidak lagi ditransaksikan dengan mekanisme lelang berkala secara penuh (Full Periodic Call Auction/FCA).

Mengutip keterbukaan informasi, keluarnya saham BREN dari papan pemantauan khusus tertera dalam pengumumannya No Peng-CK-00022/BEI.PLP/06-2024 soal Pencabutan Efek Bersifat Ekuitas dari Pemantauan Khusus.


Perubahan tersebut mulai efektif pada tanggal 21 Juni 2024.

Dalam pengumuman tersebut, selain saham BREN, emiten lain yang keluar dari papan pemantauan khusus dan Full Periodic Call Auction (FCA), yaitu PT Haloni Jane Tbk (HALO), PT Ladangbaja Murni Tbk (LABA), PT Maxindo Karya Anugerah Tbk (MAXI), dan PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI) yang kembali ke papan pengembangan. Sedangkan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) kembali ke papan utama.

Sebelumnya, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebelum masuk FCA sempat menjadi saham paling bernilai di bursa dengan nilai kapitalisasi pasar lebih dari Rp1.500 triliun.

Namun, karena terkena suspensi lebih dari sehari pada 27 - 28 Mei lalu, menyebabkan saham perusahaan harus rela diperdagangkan dengan sistem FCA.

Sudah 15 hari berlalu sejak emiten ini masuk FCA dan kapitalisasi pasar sudah menguap lebih dari Rp400 triliun. Jika melihat revisi teranyar, sebenarnya BREN sudah bisa keluar dari papan pemantauan khusus, pasalnya revisi terbaru untuk poin no 11 menyatakan bahwa hanya berlaku 7 hari, ini diperbarui dari aturan lama selama 30 hari.

Adapun kriteria terkini terkait papan pemantauan khusus berdasarkan Kep-00076/BEI/06-2024 berlaku mulai 21 Juni 2024 sebagai berikut:

1. Harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51 dan Dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5.000.000 dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.

2. Laporan keuangan auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer).

3. Tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan pada Laporan Keuangan Auditan dan/atau Laporan Keuangan Interim terakhir dibandingkan dengan laporan keuangan yang disampaikan sebelumnya.

4. Perusahaan Tercatat yang merupakan perusahaan tambang minerba atau induk dari perusahaan tambang minerba yang belum memperoleh pendapatan dari core business hingga tahun buku ke-4 sejak tercatat di Bursa.

5. Memiliki ekuitas negatif pada laporan Keuangan terakhir.

6. Tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di Bursa sebagaimana diatur Peraturan Nomor I-A dan I-V (terkait Saham Free float), kecuali ketentuan jumlah saham free float paling sedikit 50.000.000 untuk Papan Utama dan Papan Pengembangan, dan diatas 5% dari jumlah saham tercatat untuk papan utama, papan pengembangan dan papan akselerasi.

7. Memiliki likuiditas rendah dengan kriteria nilai transaksi rata-rata harian saham kurang dari Rp5.000.000 dan volume transaksi rata-rata harian saham kurang dari 10.000 saham selama 3 bulan terakhir di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction.

8. Perusahaan Tercatat dalam kondisi dimohonkan PKPU, pailit, atau pembatalan perdamaian.

9. Anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material terhadap Perusahaan Tercatat, dalam kondisi dimohonkan PKPU, pailit, atau pembatalan perdamaian.

10. Dikenakan penghentian sementara perdagangan Efek selama lebih dari 1 hari bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.

11. Kondisi lain yang ditetapkan oleh Bursa setelah memperoleh persetujuan atau perintah Otoritas Jasa Keuangan.


Bukti Kiamat Kantor Cabang Bank RI Makin Nyata, 6.490 Tutup

 Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank di Indonesia sedang marak menutup jaringan kantornya. Laporan Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) - mayoritas merupakan terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) - di seluruh Indonesia tersisa 115.539 per triwulan IV-2023, berkurang 4.676 unit.

Meskipun demikian, jumlah kantor cabang perbankan juga ikut menunjukkan penurunan secara signifikan dalam empat tahun terakhir. Statistik Perbankan OJK mencatat jumlah kantor bank umum di Indonesia sebanyak 24.243 unit per Maret 2024.

Jumlah itu menurun drastis jika dibandingkan pada saat tahun pandemi Covid-19 mulai meluas di Indonesia. Tepatnya pada tahun 2020, jumlah kantor bank umum di Indonesia sebanyak 30.733 unit. Artinya, jumlah itu telah terpangkas 6.490 unit hingga Maret 2024.

Adapun jumlah kantor empat bank umum milik negara masih mendominasi, yakni sebanyak 12.780 per Maret 2024. Jumlah itu telah menurun drastis sebanyak 4.527 unit dari tahun 2020.

Sama halnya dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang jumlah kantor banknya kian menyusut sejak pandemi. Per Maret 2024, jumlah kantor bank dari 27 BPD di Indonesia sebanyak 4.047 unit, berkurang 374 unit dari tahun 2020.

Bank swasta juga sama, dengan jumlah kantor dari 68 bank telah susut menjadi 8.126 unit per Maret 2024. Ini telah berkurang 843 unit kantor milik 70 bank swasta pada tahun 2020.

Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri juga tak terelakkan, hanya tersisa 23 unit per Maret 2024. Jumlah itu berkurang 9 unit dari total 36 unit pada tahun 2020.

Salah satu bank umum milik negara, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mengakui bahwa jumlah kantor cabangnya berkurang. Direktur Networks & Services BNI, Ronny Venir mengatakan rasionalisasi jumlah kantor cabang terjadi karena situasi pasar. Seperti bagaimana pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat menjadi serba mengandalkan teknologi digital.

"Begitu juga di dunia perbankan, banyak sekali transaksi-transaksi yang sekarang ini di zaman seperti sekarang, zaman now, dilakukan bisa tidak harus dilakukan di cabang tetapi banyak dilakukan digital,dengan beberapa aplikasi atau sistem yang dimiliki oleh masing-masing perbankan," kata Ronny di Power Lunch CNBC Indonesia beberapa waktu lalu, dikutip Kamis (20/6/2024).

Ia mengatakan, di BNI sendiri pada tahun 2022 dan 2023, jumlah transaksi yang dilakukan di cabang hanya 1,64% dari total keseluruhan volume transaksi. Lantas, hampir 99% transaksi di BNI mengandalkan platform digital. Ronny mengatakan transaksi perbankan lewat platform digital itu meliputi transfer, beli pulsa, bayar pajak dan lain-lain.

"Sehingga mau nggak mau kita juga tentunya berpikiran akan bagaimana cara men-shifting transaksi ini, kondisi ini ke depannya," ujarnya.


Hancurnya Argentina Gegara APBN Jebol, Sri Mulyani Sempat Singgung

 MADRID, SPAIN - 2018/12/09: An Argentina Flag seen waved by supporters in Paseo de la Castellana in Madrid.
The Copa Libertadores Final match between River Plate  and Boca Juniors is being played in Madrid. (Photo by Rafael Bastante/SOPA Images/LightRocket via Getty Images) Foto: Argentina (Photo by Rafael Bastante/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jebolnya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pada 2025 menjadi salah satu sorotan pelaku pasar keuangan serta banyak pihak saat ini. Salah satunya lembaga asing seperti Morgan Stanley yang sampai menurunkan peringkat investasi di pasar modal Indonesia menjadi underweight.

Menurut Morgan Stanley janji kampanye Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto, seperti program makan siang dan susu gratis untuk pelajar, dapat menimbulkan "beban fiskal yang besar." Diperparah oleh prospek pendapatan Indonesia yang juga akan memburuk. Selain itu, mereka juga menyoroti permasalahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahkan sempat menyatakan pentingnya pengelolaan fiskal yang hati-hati karena salah kelola keuangan negara itu berpotensi menyebabkan ekonomi suatu negara bisa hancur. Ia mencontohkan kondisi ini sebagaimana yang dialami Argentina.

"Jangan sampai mengakomodasi begitu banyak persoalan terus APBN-nya juga dipaksa melakukan yang di luar kemampuannya sehingga APBN menjadi jebol sendiri," ucap Sri Mulyani saat rapat kerja dengan senator di Gedung DPD, Jakarta, Selasa (11/6/2024).

Pada abad ke 19, ia mengatakan, sebetulnya ekonomi Argentina sangat maju hingga menjadikannya negara kaya, namun karena APBN nya tidak dikelola dengan baik hingga menyebabkan defisitnya terus membengkak membuat negara itu kini malah terjebak ke dalam middle income trap.

"Mungkin bapak-bapak ibu sekalian bisa lihat seperti Argentina, itu dalam 100 tahun dia berapa kali mengalami krisis dan selalu sumbernya dari APBN yang tidak sustainable, sehingga Argentina kalau abad 19 awal termasuk negara kaya dan paling maju, sekarang mengalami setback. Ini yang akan terus kami berkomunikasi karena APBN ditetapkan dengan proses politik, kita juga harus melalui proses politik yang proper juga," tutur Sri Mulyani.

Mengutip data persentase General Government Gross Debt of GDP Argentina yang dicatat Dana Moneter Internasional atau IMF untuk 2024, angkanya memang telah mencapai 86,2%, jauh melampaui catatan untuk Indonesia yang sebesar 39,3%.


Gross debt atau utang bruto itu didefinisikan IMF sebagai seluruh kewajiban yang memerlukan pembayaran atau pembayaran bunga dan/atau pokok oleh debitur kepada kreditur pada suatu tanggal atau tanggal-tanggal yang akan datang. Hal ini mencakup kewajiban utang dalam bentuk Special Drawing Rights (SDR), mata uang dan deposito, surat utang, pinjaman, asuransi, pensiun dan skema jaminan standar, serta utang usaha lainnya.

IMF pun mencatat total credit outstanding Argentina terhadapnya telah meningkat secara bulanan dari akhir Mei 2024 senilai SDR 30,98 miliar atau setara US$ 40,89 miliar menjadi SDR 31,58 miliar setara US$ 41,68 miliar. Outstanding kredit atau utang itu pun menjadi yang terbesar dalam data Total IMF Credit Outstanding Movement From June 01, 2024 to June 18, 2024.

Di tengah besarnya krisis utang itu, pada Rabu malam waktu setempat (12/6/2024) telah terjadi kekacauan di Argentina khususnya pasca Kongres menyetujui paket reformasi ekonomi yang diajukan Presiden Javier Milei. Presiden berusia 53 tahun tersebut memimpin Argentina sejak Desember 2023.

Paket itu disebut kontroversial oleh warga. Tak hanya mendeklarasikan keadaan darurat ekonomi selama setahun, Milei juga memiliki kewenangan membubarkan lembaga federal dan memprivatisasi selusin perusahaan publik termasuk maskapai penerbangan milik negara, Aerolineas Argentina.

Secara rinci, kebijakan lain yang akan dilakukan paket reformasi Milei adalah mengurangi akses terhadap tunjangan pensiun warga yang sudah minim. Politikus dan ekonom menganggap kebijakan tersebut juga melemahkan perlindungan terhadap tenaga kerja.

Aksi Milei sudah menggemparkan warga Argentina. Di awal menjabat, sebelumnya ia telah memangkas separuh kabinetnya, menghilangkan 50.000 lapangan pekerjaan publik, dan menangguhkan kontrak-kontrak pekerjaan umum yang baru. Presiden kelahiran Palermo, Buenos Aires, Argentina itu juga tega menghapuskan subsidi bahan bakar dan transportasi (BBM) bahkan ketika para pekerja Argentina kehilangan seperlima daya beli mereka.

Berdasarkan catatan tim riset CNBC Indonesia, kehancuran ekonomi di Argentina ini telah berlangsung cukup lama, seperti defisit fiskal yang berkepanjangan hingga inflasi kronis.

Sebagai contoh, inflasi rata-rata Argentina pada 1944 hingga 2023 saja tercatat sebesar 190% dan pemerintah gagal membayar utang negara sebanyak sembilan kali (tiga kali di antaranya terjadi dalam dua dekade terakhir).

Selama satu dekade terakhir, negara ini pun mengalami penurunan pendapatan per kapita sebesar 10,4%, dan sejarah gagal bayar (default) serta restrukturisasi negara telah menyebabkan tingkat suku bunga yang sangat tinggi di pasar kredit internasional. Alhasil sebagai konsekuensinya, strategi yang diterapkan adalah meningkatnya ketergantungan pada pajak inflasi sebagai sarana untuk membiayai kesenjangan fiskal.

Meski isu potensi lonjakan rasio utang terhadap PDB kini menjadi sorotan banyak pihak terhadap Indonesia pada 2025 mendatang atau tahun menjabatnya Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Thomas Djiwandono telah membantah rumor yang mengatakan bahwa Prabowo dan Gibran akan merevisi Undang-Undang Keuangan Negara sehingga batasan defisit bisa dikerek naik dari semula 3% terhadap PDB dan rasio utang mendekati level batasan aman 60% dari PDB Indonesia.

Dia menegaskan bahwa Prabowo sebagai Presiden terpilih RI 2024-2029 tidak akan menambah utang negara hingga 50% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Thomas mengungkapkan Prabowo hingga saat ini belum menetapkan target khusus untuk tingkat utang dan akan mematuhi batasan hukum terkait ukuran-ukuran fiskal.

"Penting untuk dicatat bahwa itulah mengapa Prabowo dan tim formalnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," kata Thomas dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (19/6/2024).

Menurutnya, pembahasan antara Tim Gugus Tugas Prabowo-Gibran dan Menteri Keuangan Sri Mulyani berfokus pada peningkatan pendapatan, peninjauan ulang pengeluaran, dan menyediakan ruang anggaran untuk program-program seperti makan siang gratis.

"Defisit tahun 2025 akan tetap berada di bawah 3% dari PDB dan akan mematuhi batas defisit anggaran. Prabowo dan timnya menekankan pentingnya kehati-hatian fiskal karena sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut," kata Thomas

Ini Alasan Bank-Bank di Indonesia Ramai-Ramai Tutup Ribuan ATM

 Seorang nasabah tengah melakukan transaksi di mesin ATM BRI. Foto: Dok: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menurut Laporan Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jaringan kantor bank umum konvensional (BUK) di seluruh Indonesia tersisa 115.539 per triwulan IV-2023, berkurang 4.676 unit.

Jaringan kantor terbanyak masih didominasi oleh terminal perbankan elektronik (ATM/CDM/CRM) sebanyak 91.412 unit. Jumlah itu menyusut 1.417 unit dari setahun sebelumnya 92.829 unit dari tiga bulan sebelumnya.

Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan fenomena pengurangan jumlah ATM dan kantor cabang bank juga terjadi di negara lain.


Penyebab dari fenomena ini dapat dilihat dari beragam sudut pandang. Di antaranya kenyataan bahwa transaksi telah bergeser ke layanan digital (mobile banking dan app) yang mudah digunakan dan mudahj diakses dari beragam tempat pilihan nasabah

Selanjutnya, ada biaya investasi dan perawatan mesin ATM relatif tinggi.

Sedangkan dari sudut pandang nasabah, Arianto menyebut ada kebiasaan baru untuk menggunakan mobile banking dan mobile apps untuk transaksi keuangannya.

"Penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Baik dari sudut pandang bank maupun nasabah, terdapat alasan logis dan strategis di balik tren ini," katanya.

Meskipun demikian, Arianto mengatakan penting untuk dicatat bahwa ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai. Oleh karena itu, ia mengatakan bank perlu terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah, dengan tetap menyediakan layanan ATM yang aman, mudah diakses, dan memenuhi kebutuhan nasabah di era digital ini.

"Pada saatnya nanti akan ditemukan kesetimbangan baru atas penhgguna layanan digital penuh, ATM dan gerai cabang fisik," pungkas Arianto.

Senada, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menyebut penyebab dari fenomena ini adalah efisiensi, digitalisasi, dan perubahan model bisnis.

"Bank lebih efisien, karena ekspansi pindah ke ranah digital, jika makin efisien, makin baik," katanya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (5/6/2024).

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, bank-bank jumbo di Indonesia telah mengurangi jumlah ATM secara signifikan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk tercatat memiliki 16.880 unit ATM pada 2019. Jumlah ini kemudian menyusut menjadi 12.263 pada 2023. 

Begitu pula dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang pada 2019 memiliki 18.291 unit dan susut menjadi 12.906 unit pada tahun lalu. 

Akan tetapi hal berbeda malah terjadi di PT Bank Central Asia Tbk. Pada 2019 BCA memiliki 20.069 unit ATM dan bertambah menjadi 33.822 pada 2023. 

Ekonomi Sulit, Banyak Warga RI Tak Kuat Bayar Cicilan Mobil & Motor

 Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15-25 Februari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15-25 Februari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) industri multifinance merangkak naik pada tahun ini. Hal ini diikuti pula dengan melambatnya pertumbuhan pembiayaan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2024 rasio NPF gross sebesar 2,82%, naik 35 basis poin (bps) secara tahunan. Apabila dibandingkan dengan posisi Desember 2023, rasio NPF naik 38 bps.

Begitu pula dengan NPF net per April 2024 yang naik 20 bps menjadi 0,89% dan naik 25 bps dibandingkan dengan Desember 2023.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menilai NPF multifinance naik karena daya beli masyarakat tertekan harga kebutuhan pokok yang melonjak sejak akhir 2023.

"Nah, dengan demikian, ya suka atau tidak suka, pasti ada sekelompok atau sejumlah orang yang akhirnya harus pembayaran cicilannya tertunda," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (14/6/2024).

Hal itu kemudian diikuti dengan melambatnya pertumbuhan piutang di industri multifinance, utamanya sektor otomotif. Selain menurunnya daya beli, perusahaan pembiayaan juga tengah berhadapan dengan kondisi sulit mencari debitur berkualitas baik.

Suwandi menjelaskan saat ini kredit bermasalah telah menjadi isu bagi seluruh industri keuangan. Alhasil banyak calon debitur multifinance yang tercatat memiliki skor kredit buruk.

"Banyak masyarakat yang sudah di dalam pengacekan SLIK-nya itu memang bermasalah," katanya.

Dalam catatan OJK, piutang pembiayaan multifinance per April 2024 naik 10,82% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 486,35 triliun.

Bila dibandingkan dengan April 2023, pertumbuhan pada bulan keempat tahun ini lebih rendah. Pada periode yang sama tahun lalu, piutang pembiayaan  tumbuh 15,13% yoy menjadi Rp 435,85 triliun.

Pun bila dibandingkan dengan Desember 2023, pertumbuhan piutang juga lebih rendah. Pada akhir tahun lalu piutang pembiayaan naik 13,23% yoy dan Desember 2022 naik 14,18% yoy.

Adapun berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-April penjualan mobil baru merosot 14,8% yoy menjadi 289.551 unit. Pada periode yang sama, mengutip data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia penjualan motor baru turun 1,11% yoy menjadi 2.154.226 unit.

Terpisah, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro OJK Ahmad Nasrullah mengatakan bahwa biaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin mahal menjadi satu alasan NPF membengkak.

"Saat ini kemampuan debitur berkurang karena peningkatan biaya hidup. Jadi untuk bayar cicilan mereka tidak kuat," ungkap Ahmad dalam FGD OJK bersama Redaktur Media Massa, dikutip Kamis (13/6/2024).

Sebelumnya, ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri menilai kondisi ekonomi kelas menengah di Indonesia mulai tertekan. Hal ini tercermin dari penjualan barang-barang bertahan lama atau durable goods yang anjlok drastis.

Kondisi ini menimbulkan ancaman serius di balik melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah. Pernyataan ini, dia sampaikan mengomentari sorotan khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani terhadap penjualan motor dan mobil sebagai durable goods yang turun tajam pada awal tahun ini.

SWF Norwegia Setujui Pengunduran Diri Founder GOTO

 Ilustrasi GoTo. (Dok. gotocompany.com) Foto: Ilustrasi GoTo. (Dok. gotocompany.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sovereign Wealth Fund (SWF) asal Norwegia, Norges Bank Investment Management (NBIM) telah menyetujui pengunduran diri pendiri emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). Keputusan itu diambil NBIM, yang merupakan salah satu investor saham sejuta umat itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) GOTO yang digelar 11 Juni 2024.

Dalam situs resminya, NBIM mempublikasikan pilihannya dalam pemungutan suara terhadap 7 agenda RUPST dan 10 agenda RUPSLB. Di antaranya, SWF itu menyetujui pengunduran diri salah satu founder GOTO, Andre Soelistyo dari kursi komisaris. Sementara itu, founders GOTO lainnya, William Tanuwijaya, yang sebelumnya menjabat sebagai komisaris dan Melissa Siska Juminto yang sebelumnya menjabat sebagai direktur, masa jabatannya telah berakhir.

Selanjutnya, NBIM menyetujui pengangkatan John A. Prasetio sebagai komisaris independen, pengangkatan kembali Dirk Van den Berghe sebagai komisaris independen, pengangkatan kembali Garibaldi Thohir sebagai komisaris, dan pengangkatan kembali Wishnutama Kusubandio sebagai komisaris.


Di anggota direksi, SWF asal Norwegia itu menyetujui pengangkatan kembali beberapa direktur. Antara lain, Wei-Jye Jacky Lo, Hans Patuwo, dan Catherine Hindra Sutjahyo.

NBIM juga menyetujui Presiden Direktur GOTO Patrick Sugito Walujo menjadi Pemegang Saham Seri B.

Untuk diketahui, NBIM mengelola Dana Pensiun Global Pemerintah Norwegia. Dalam situsnya, perusahaan menyatakan mengelola aset senilai lebih dari 17.000 miliar kroner, atau sekitar 1.590 miliar dolar AS. Dana tersebut diinvestasikan di pasar ekuitas internasional dan pendapatan tetap serta di bidang real estat dan infrastruktur energi terbarukan.

Tujuan dari dana ini adalah untuk memastikan pengelolaan pendapatan yang bertanggung jawab dan berjangka panjang dari sumber daya minyak dan gas Norwegia sehingga bermanfaat bagi generasi Norwegia saat ini dan masa depan.


Dana tersebut merupakan pemilik tunggal terbesar di pasar saham dunia, yang memiliki hampir 1,5% dari seluruh saham di perusahaan-perusahaan tercatat di dunia. Artinya, NBIM mempunyai kepemilikan di sekitar 9.000 perusahaan di seluruh dunia, termasuk GOTO.

Biaya Admin Bulanan BCA, BRI, BNI dan Bank Mandiri Terbaru

 4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023 Foto: Infografis/4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023/ Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Menyimpan dana di bank tentu ada biaya administrasi yang harus ditanggung nasabah melalui rekeningnya. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah sebab bank memerlukan biaya untuk menutupi biaya operasional mereka dalam menyediakan berbagai layanan kepada nasabah.

Biaya ini mencakup biaya pengelolaan akun, pemrosesan transaksi, keamanan, dan infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk menjalankan operasi mereka. Biaya administrasi juga digunakan untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi bank.

Adapun biaya administrasi di bank adalah biaya yang dikenakan kepada nasabah sebagai kompensasi atas berbagai layanan administratif yang disediakan oleh bank. Ini mencakup berbagai jenis biaya yang terkait dengan pengelolaan akun, pemrosesan transaksi, dan administrasi umum.


Pembebanan biaya administrasi ini memungkinkan bank untuk tetap beroperasi dan menyediakan layanan kepada nasabah mereka. Adapun nominalnya bisa beragam, mulai dari nol rupiah hingga belasan rupiah.

Berikut daftar Biaya administrasi tiap bank dirangkum dari berbagai sumber:

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)

BCA menerapkan biaya administrasi berbeda untuk produk Tahapan BCA dan kartu GPN Blue Paspor. Untuk Tahapan BCA, biaya adminnya sebesar Rp 15 ribu untuk Blue Paspor, Rp 17 ribu untuk Gold Paspor, dan penalty ditetapkan Rp 5 ribu.

Sementara itu, untuk kartu GPN, Blue Paspor dikenai biaya Rp 14 ribu, Gold Paspor Rp 16 ribu, dan ada denda Rp 5 ribu juga. Platinum Paspor memiliki biaya Rp 20 ribu.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)

Bank Mandiri mengenakan biaya admin sebesar Rp 12.500 per bulan untuk tabungan Rupiah, dengan saldo minimum Rp 100 ribu. Jika saldo minimum tidak terpenuhi atau rekening menjadi pasif, maka akan ada biaya tambahan Rp 5 ribu.

Biaya penutupan rekening adalah Rp 50 ribu. Namun, Bank Mandiri juga memiliki produk TabunganKu yang tidak dikenai biaya administrasi.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)

BNI menerapkan biaya pengelolaan rekening bulanan sebesar Rp11 ribu, dengan saldo minimum Rp150 ribu. Ada denda Rp5 ribu jika saldo jatuh di bawah minimum, dan biaya penutupan rekening sebesar Rp10 ribu.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)

BRI memiliki biaya administrasi bulanan sebesar Rp 12.000 untuk tabungan BritAma. Biaya tambahan sebesar Rp 6.500 dikenakan untuk kartu, dengan saldo minimum Rp 50 ribu.

Biaya penutupan rekening juga sebesar Rp 50 ribu. Produk tabungan BritAma BRI didukung oleh fasilitas e-banking dan sistem real-time online untuk kemudahan transaksi nasabah.

Biaya Admin Bulanan BCA, BRI, BNI dan Bank Mandiri Terbaru

 4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023 Foto: Infografis/4 Bank Terbaik Penopang Ekonomi RI 2023/ Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Menyimpan dana di bank tentu ada biaya administrasi yang harus ditanggung nasabah melalui rekeningnya. Hal tersebut merupakan hal yang lumrah sebab bank memerlukan biaya untuk menutupi biaya operasional mereka dalam menyediakan berbagai layanan kepada nasabah.

Biaya ini mencakup biaya pengelolaan akun, pemrosesan transaksi, keamanan, dan infrastruktur teknologi yang diperlukan untuk menjalankan operasi mereka. Biaya administrasi juga digunakan untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi bank.

Adapun biaya administrasi di bank adalah biaya yang dikenakan kepada nasabah sebagai kompensasi atas berbagai layanan administratif yang disediakan oleh bank. Ini mencakup berbagai jenis biaya yang terkait dengan pengelolaan akun, pemrosesan transaksi, dan administrasi umum.

Pembebanan biaya administrasi ini memungkinkan bank untuk tetap beroperasi dan menyediakan layanan kepada nasabah mereka. Adapun nominalnya bisa beragam, mulai dari nol rupiah hingga belasan rupiah.

Berikut daftar Biaya administrasi tiap bank dirangkum dari berbagai sumber:

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA)

BCA menerapkan biaya administrasi berbeda untuk produk Tahapan BCA dan kartu GPN Blue Paspor. Untuk Tahapan BCA, biaya adminnya sebesar Rp 15 ribu untuk Blue Paspor, Rp 17 ribu untuk Gold Paspor, dan penalty ditetapkan Rp 5 ribu.

Sementara itu, untuk kartu GPN, Blue Paspor dikenai biaya Rp 14 ribu, Gold Paspor Rp 16 ribu, dan ada denda Rp 5 ribu juga. Platinum Paspor memiliki biaya Rp 20 ribu.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)

Bank Mandiri mengenakan biaya admin sebesar Rp 12.500 per bulan untuk tabungan Rupiah, dengan saldo minimum Rp 100 ribu. Jika saldo minimum tidak terpenuhi atau rekening menjadi pasif, maka akan ada biaya tambahan Rp 5 ribu.

Biaya penutupan rekening adalah Rp 50 ribu. Namun, Bank Mandiri juga memiliki produk TabunganKu yang tidak dikenai biaya administrasi.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)

BNI menerapkan biaya pengelolaan rekening bulanan sebesar Rp11 ribu, dengan saldo minimum Rp150 ribu. Ada denda Rp5 ribu jika saldo jatuh di bawah minimum, dan biaya penutupan rekening sebesar Rp10 ribu.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)

BRI memiliki biaya administrasi bulanan sebesar Rp 12.000 untuk tabungan BritAma. Biaya tambahan sebesar Rp 6.500 dikenakan untuk kartu, dengan saldo minimum Rp 50 ribu.

Biaya penutupan rekening juga sebesar Rp 50 ribu. Produk tabungan BritAma BRI didukung oleh fasilitas e-banking dan sistem real-time online untuk kemudahan transaksi nasabah.

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BPFJAMBI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger